Monday, March 31, 2008

YESUS, NAMA DI ATAS SEGALA NAMA / Jesus Name Above All Names


Namakan masalahmu, apakah itu masalah keuangan, masalah rumah tangga kurang harmonis, masalah belum ketemu jodoh, masalah kuliahmu, sekolahmu, apapun...
Tuhan Yesus jauh lebih tinggi di atas nama-nama itu.

Namakan penyakitmu (atau gangguan), apakah itu sekedar flu, atau anemia, atau sakit jantung, tumor, bahkan autisme atau kanker, ingatlah bahwa Yesus Tuhan lebih tinggi di atas semua nama yg kedengaran mengerikan itu.

Bawalah semua masalahmu kepadaNYA. Minta solusi.
Apalagi Yesus sendiri pernah mengatakan: "Marilah kepadaKu semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu."

Yesus adalah nama di atas segala nama !
Sehingga tidak ada yang mustahil bagi DIA.
Hanya tinggal engkau percaya atau tidak.

"DarahMu Yesus ampuni aku,
DarahMu Yesus sembuhkan aku,
DarahMu Yesus ubahkan aku,
aku dijadikan baru...
DarahMu Yesus sempurnakan aku."

Kesaksian :
1. Ada orang yang diberi OTAK YANG BARU oleh Tuhan. (Pernahkah terpikir oleh kita, solusi seperti ini?) Otak yg tadinya dinyatakan sudah tidak berfungsi, sudah rusak, tidak ada harapan (menurut dokter & hasil MRI/CT Scan), dijadikan baru oleh Tuhan...

Apa sih yang tidak mungkin bagi Dia, sedangkan "kejadian kita di dalam kandungan ibu kita saja begitu hebat"? Hanya soal percaya (faith), dan waktu... Waktunya Tuhan (God's time). Asalkan kita hidup benar di hadapanNya... itu adalah janjiNya, FirmanNya.

Dan Rancangan Tuhan jauh lebih indah daripada rancangan kita. Kita minta 'roti tawar', Dia berikan 'roti coklat yang manis rasanya'.

2. Ada orang yang jantungnya bocor, jadi tidak bocor lagi. (Ini bahkan sudah cukup banyak terjadi).

3. Ada orang2 yang kanker payudara stadium 3, 4, sembuh... bersih, bahkan tanpa chemoterapy.

Dari situ saya tarik analogi : "Autisme juga bisa sembuh".
Selama ini saya paling sebel dengar kalimat : "Autisme tak tersembuhkan".


Saya yakin & percaya, Tuhan bisa menyembuhkan penyakit (atau semacam autisme yang bukan penyakit tapi gangguan), atau masalah apapun, nama hebat apapun yang diberikan sebagai label yg terdengar "wah", ngeri, mahal, untouchable, unreachable, incurable... Itu berarti mata kita telah tertutup berhala / ilah-ilah jaman ini (yaitu berupa logika, ilmu pengetahuan, teknologi, materi, dll, yang sadar atau tidak, telah kita anggap lebih hebat drpd Tuhan).

Tuhan Yesus mampu mengatasi itu semua. Mintalah kepadaNya, asal kau hidup benar (paling tidak, berusaha sungguh2 utk hidup benar).

Khusus untuk anak saya, dan anak2 autis lain yang kandungan logam berat berbahaya (Hg, Al, Pb, Arsen, Cd, Antimonium, Uranium, dll) dalam darahnya sangat tinggi, doa kami (saya & suami) sekarang:

Kiranya Tuhan memberikan darah yang baru, Tuhan membuang semua logam2 jahat dari darahnya, dari otaknya, Tuhan balut semua luka2 di dalam tubuhnya (leaky guts, paru2 yang telah pengapuran pada usia 6 tahun, jantung yang bocor, saraf2 yang mungkin terbuka selongsongnya akibat merkuri, sehingga kurang connect, atau apapun juga itu). Aku percaya Tuhan, dengan Bilur-bilurMu dia sembuh.

Yang miskin di-kaya-kan, yang terikat di-lepas-kan, yang sakit di-sembuh-kan. Oleh DIA... Oleh Bilur-bilurNya, oleh Darah SuciNya yang telah tertumpah di Calvary (untuk manusia pada masa itu dan kita yang berada di masa depan ini).

(Mama Yohanes Gerard)

Life(Hidup) : Bios (Tubuh), Psuche (Jiwa), Zoe (Roh)


Dalam Alkitab versi bhs aslinya Yunani (Greek) dibedakan penyebutan orang / jiwa sebagai Bios, Psuche, dan Zoe.

(Ini kata pendeta saya yg Tiberias. Catatan: kami pergi ke 2 gereja secara rutin, Katolik & Tiberias, di mana Kuasa Tubuh & Darah Kristus ditegakkan kembali, juga kuasa Minyak Urapan/Annointing Oil (mirip atau sama dgn Minyak Krisma di Katolik) ditegakkan kembali.)

Hidup manusia itu terdiri dari 3 unsur: Bios (tubuh), Psuche (jiwa), Zoe (roh/hati).
Jangan sampai seorang manusia bios-nya hidup (bisa makan-minum), tapi zoe-nya tidak ada atau tidak tumbuh. Semacam zombie...lah gitu.

And Jesus is & should be our Zoe, alias roh kita seharusnya dihimpit, dikuasai sepenuhnya oleh Roh Allah (Roh Kudus). Sepenuhnya. Bukan hanya 40-50%, tapi sepenuhnya !

Itulah perlunya memperhatikan perkembangan (memberi "makanan" kepada) Jiwa & Roh anak-anak kita, selain memelihara Tubuh / Badan mereka.

Artinya, 1. banyak berdoa, mendoakan mereka, ajak mereka berdoa, walau kelihatan belum mengerti;

2. perkenalkan Firman Tuhan (misalnya: bacakan atau nyanyikan, walaupun nampaknya mereka belum mengerti bahasa, tapi itu tidak akan sia-sia, karena akan masuk ke bawah sadar / roh / hati mereka);

3. dan mengasihi mereka (melihat apa sebetulnya kebutuhan mereka, melakukan terapi dasarnya karena KASIH kpd anak, krn kebutuhan anak, bukan krn ikut2an, dll alasan gak penting.).

Kita 'kan juga sudah sadar bahwa selain makanan berupa nasi, sayur, lauk, dll, ternyata diperlukan juga "makanan" sensory, yaitu 'makanan' buat otot & otak yaitu gerakan2 yg mengaktifkan otak
(yg dipelajari dlm SensoryIntegration, OccupationalTherapy, FloorTime, Brain Gym, Glenn Doman, dll - ingat istilah Vestibular, Taktil, Proprioceptive, Otak Primitif dll?).

Sepuluh tahun yang lalu, saya & suami pernah lho di"marahi", ditegur-lah tepatnya, oleh seorang psikolog Ibu Farah Suryawan, Psi. pada saat anak sy akhirnya didiagnosa autisme/PDD, "Ibu rupanya mengira kebutuhan anak cuma makan, minum, tidur, dan digantikan popok, gitu ya?"

Kenapa sang psikolog berkomentar begitu?
Karena dari tanya jawab / observasi terhadap kami sekeluarga, ya gitulah hasilnya... Ternyata kami kurang memperhatikan perkembangan jiwa-nya. Sesuai namanya psikolog 'kan mengurusi psuche / jiwa :D

Sejak itu saya diberi PR antara lain (banyak sih PR-nya): untuk memandikan anak (padahal wkt itu usianya sudah 4 tahun) dengan waslap kasar, lalu sesudah selesai dihanduki baik-baik sambil ditanyai : "ini apa? oh, ini tangan, ini apa? ini kepala, ini leher, ini perut", dst.

Sesudahnya anak dipeluk erat, sambil digoyangkan seperti jam tik-tok-tik-tok (untuk mendapatkan irama kenyamanan dalam pelukan ibu??)

Juga saya disuruh menemani anak bermain. Ini penting.
Mainannya banyak. Kita sering beli. Tapi sungguh ironis, kita ortu jarang sekali atau malah gak senang menemani mereka bermain.
Masak, sampai seorang doktor (DR. Stanley Greenspan) menciptakan teori/ilmu bermain yaitu Floor Time.

Nah itu tadi PR utk jiwa anak. PR utk rohani mereka, sudah dibahas di atas. Ayo, ibu, bapak, berbalik kepada anak kita!

"Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah." (Maleakhi 4:6)

Salam, mama Yohanes. ____________________________________________________________________

Taken from blog Berean Mentality.

In the Greek, there are three words used to define life.
Zoe, Psuche, and Bios.
Zoe is the essential principle, the defining force of life. It is the essence; like observing the sky from the drizzle, or the universe from the earth. It is transcendent. Psuche is the being which is influence by Zoe. Bios is what Psuche needs to sustain itself in order to fulfill Zoe. (e.g. food, water, sexual activity, etc).

Let us say there is a distortion of the 3: Bios ->Psuche->Zoe.

If Bios defines our existence, then man receives meaning from within himself; that is from the material. He has no adequate reference point to determine his existence so he seeks to find one in Bios. His desires are left to dominate and dictate his existence, hence causing Bios to become his Zoe. His Psuche is then affected and formed into the likeness of Bios. The Bible teaches the essential principle of the nature of the soul - "by beholding we become changed." When temporary things become mediated as absolutes for life (e.g. clothing, vehicles, jewelry, self-affirmation, food, living conditions, etc) the Psuche configures itself adamantly to the pursuit of life since it is defined by nothing else: Bios - because it starts to define mans purpose, due to heightened emphasis and a perpetuated demand for Bios. Thus causing greed, arrogance, carelessness, apathy, wickedness, pride, and restlessness, begins to ensue in pursuit of the temporary.

For the Christian this sequence should be turned the other way around: Zoe -> Psuche -> Bios.

Zoe defines Psuche and Bios.
JESUS IS OUR ZOE (John 6:27; 14:6; Mat 4:4, ).
So, that means that our Psuche is firstly formed and influenced by Him - Zoe. We take His disposition and nature of defining life and do not allow Bios to rule us. Rather, Bios is now brought into submission of Zoe, bringing complete harmony, peace, and balance to the Psuche. We have not attained it fully but all aspects of our lives are no longer lacking a point of reference outside of our Bios. Therefore, we strive for it and practice it daily, cultivating peace, temperance, love, patience, sympathy, and most importantly selflessness

Saran untuk pendampingan anak dgn kebutuhan khusus



Blogging for autism awareness? Join us.

Ya ampun, sudah setahun ini memang saya merasa seperti ini.
Artikel ini tepat sekali menggambarkannya...

- Bahwa sebetulnya orang tua juga jadi bertobat dgn punya anak autis...

- Bahwa kita perlu memperhatikan perkembangan / memberi "makanan" kepada Jiwa dan Roh anak kita selain memelihara Tubuh/Badan-nya.

Hidup manusia itu terdiri dari 3 unsur: Bios (tubuh), Psuche (jiwa), Zoe (roh/hati).
Jangan sampai seorang manusia bios-nya hidup (bisa makan-minum), tapi zoe-nya tidak ada. Semacam zombie...lah gitu.

And Jesus is & should be our Zoe, alias roh kita seharusnya dihimpit, dikuasai sepenuhnya oleh Roh Allah (Roh Kudus). Sepenuhnya. Bukan hanya 40-50%, tapi sepenuhnya !

Baca baik2 link yang saya dapat pagi ini, walaupun belum sy benahi. Kebetulan sekali Dr. Kurniati Ihromi Sp.KO (putri dari Bu Prof. T.O. Ihromi-Simatupang) adalah kakak dari Ade Ihromi, dulu temen sekelas adik saya.

Tuhan berkati,

(mamanya Yohanes)
___________________________________________________________

http://www.lk3web.info/files/PendampinganAnakAutisma.doc

SARAN UNTUK PENDAMPINGAN ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS
(oleh Dr. Kurniati Tanjung Ihromi Sp.KO , Hanny Gunawan Prasetya MSc., Dra. Elina br. Panggabean, Ir. Dra. Viviana Wibawa)

disampaikan dalam acara
National Counceling and Healing Conference 2006.

Disclaimer : Semua yang ditulis adalah berdasarkan KESAKSIAN kehidupan kami, bukan pembuktian ilmiah. Ajaklah Roh Kudus membimbing anda untuk dapat memetik hal yang berguna bagi kasus yang anda hadapi. Undanglah Yesus menjadi Juruselamat pribadi anda, lakukan semua FirmanNya. Hubungan pribadi anda dengan Allah Bapa yang sangat utama, sebab Ia yang akan menunjukkan jalan-jalanNya kepada orang yang mengenalNya dan yang hatinya dekat padaNya seperti Musa.(Mz 103:7)

Renungan Pendahuluan

Mengasuh dan membimbing anak dengan kondisi autisma tentunya ‘challenging’ dan menguras tenaga. Setiap anak mempunyai jalan yang unik dan sempit yang telah Tuhan sediakan menuju rencana Tuhan sesuai masa dan waktu yang telah ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasaNya (Kis. 1:7). Sebagai orang tua kita bertanggung jawab untuk membesarkan anak-anak ini menjadi generasi yang secara moral bertanggung jawab dan proses pemikirannya selalu responsif pada kaidah alkitabiah, apapun juga kondisi dan tantangan yang dihadapi. Kita harus mendidik mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan (Efesus 6:4). Mengasihi anak-anak ini bukan berarti mengasihani dan membiarkan mereka terpuruk dalam kondisinya dengan alasan ini sudah menjadi kehendak Tuhan atau bahkan menganggap bahwa ini kayu salib yang harus saya pikul.

Keutuhan keluarga dan tatanan (hirarki) dalam keluarga yang sesuai dengan Firman (Godly order – The head of the woman is the man, the head of the man is Christ, the head of Christ is the GOD the Father, 1 Korintus 11:11, Efesus 5:22-23) adalah kunci utama dalam membuka pintu menuju pemulihan terutama untuk kasus untuk akar spiritual kondisi autisma. Tuhan Penasihat kita yang Ajaib (Yesaya 9:5) akan menunjukkan jalan yang harus ditempuh jika kita terus berserah kepadaNya. Disiplin dan pendidikan yang berdasarkan prinsip alkitabiah harus diterapkan (Ibrani 12:11). Kualitas makanan Roh, Jiwa dan Tubuh anak-anak ini amat penting diperhatikan. Contoh yang diberikan dalam kehidupan orang tua sehari-hari (Yoh 5:19) terutama kasih ayah (Father’s love dan ministry of Father’s love – Matius 3:17)) adalah penting bagi perkembangan jati diri sang anak termasuk juga anak-anak lain yang normal. Pelayanan rohani berdasarkan kasih Allah yang sempurna dan tanpa syarat, bukan karena prestasi anak wajib adanya. Intervensi harus “wholistic” (bertujuan wholeness of spirit, soul and body in Jesus Christ, bukan holistic seperti yang dunia kenal) berupa intervensi spiritual sekaligus juga membangun tubuh dan jiwa sejalan dengan ciptaan Tuhan (back to Creation ketika Allah menciptakan manusia menurut gambarNya (Kej.1:27) dan Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik (ay.31)).

“No discipline seems pleasant at the time, but painful. Later on, however, it produces a harvest of righteousness and peace for those who have been trained by it.” (Ibrani12:11)
God is too wise to be mistaken and too good to be unkind



Autism Spectrum Disorder versi Dunia

Dunia menggunakan istilah ASD atau Autism Spectrum Disorder untuk menggambarkan sekelompok anak dengan ciri – ciri seperti tidak ada/kurang kontak mata, melakukan perilaku/gerakan tertentu secara berulang-ulang (Hand flapping, berputar-putar, lompat-lompat), keterlambatan atau tidak berkembang dalam ekspresi verbal (wicara), kesulitan bersosialisasi dll. Disebut suatu spektrum disorder karena anak-anak yang didiagnosa dengan ASD bervariasi dari yang gejala hiperaktivitas atau masalah attention (ADD/ADHD) sampai ke tipe anak-anak yang non verbal, kesulitan berkomunikasi, tidak ada kontak dan sering menyendiri. Kebanyakan anak-anak ini tumbuh normal sampai usia 15-18 bulan (kadang sampai 2-3 tahun) dan kemudian tiba-tiba begitu saja (bisa sekejap atau dalam jangka waktu pendek) kehilangan kemampuan bicara/kontak mata hilang/kemampuan bersosialisasi lenyap. Beberapa orang tua menggunakan istilah “seolah-olah dalam waktu sekejap anak yang saya kenal hilang seperti diculik. Alangkah menyenangkannya jika suatu pagi saya bangun dan mendapatkan dia kembali normal lagi seperti sedia kala.” Di Amerika Serikat diperkirakan 1 dari 250 anak (lebih banyak anak laki-laki) mendapatkan diagnosa ini. Dunia di luaran percaya bahwa autisma adalah suatu gangguan yang tidak dapat disembuhkan seumur hidup (lifelong disease), jadi anda dapat bayangkan dilema yang dihadapi anak-anak ini dan orang tuanya.

Apa yang sebenarnya terjadi pada anak-anak ini?
Sekilas bila dilihat dari segi paras dan fisik, mereka kelihatannya seperti tidak bermasalah padahal anak-anak ini mengalami cedera pada sebagian otak yang antara lain mengatur sensori dan ekspresi. Karenanya seperti cedera pada bagian tubuh yang lain tentu saja dapat dipulihkan dan diperbaharui oleh kasih karunia Tuhan melalui apa yang telah Yesus Kristus pikul di kayu salib. Otak bertanggung jawab mengkoordinasi fungsi-fungsi di seluruh bagian tubuh manusia. Karenanya, jika ada cedera di bagian otak tertentu, maka dapat menimbulkan berbagai gejala.

Setiap manusia dibekali Tuhan dengan panca indera. Setiap orang seharusnya dapat melihat, mendengar, meraba, mengecap dan mencium. Anak-anak menggunakan panca indra mereka dengan cerdas. Kualitas asupan melalui panca indra terutama penglihatan, pendengaran dan peraba sangat menentukan kualitas kemampuan motorik kasar (mobilitas), wicara, dan motorik halus.

Tetapi di dalam kasus anak dengan kondisi autisma, cedera yang ada mempengaruhi panca indra (sensory) dan gangguan kemungkinan terjadi dalam hal-hal sbb. :
1. Vision – penglihatan
· Masalah convergence/fokus (misal: kesulitan dapatmempergunakan ke dua belah mata secara bersamaan dengan konsisten, benda-benda kelihatan dobel, sebagian lapangan pandang seperti berkabut, benda-benda kelihatan bergerak selalu, dll.). Anak sering terlihat melirik atau menggunakan sudut pandang periferi agar dapat melihat lebih jelas menggunakan salah satu mata saja. Tidak/kurangnya convergence mengakibatkan kontak mata kelihatan tidak sempurna.
· Tapi mereka punya kelebihan mempunyai memori visual yang “thinking in pictures/photographic memory”. Sekali pandang, mereka dapat mengingat informasi secara menyeluruh sampai detil-detil asal diberikannya dalam bentuk yang terang dan jelas.
· Kadang anak mengalami masalah “depth perception” (tidak mempunyai persepsi melihat kedalaman). Ini dapat menyebabkan anak sering menggunakan satu mata saja, atau anak perlu meraba dahulu ujung-ujung tangga/karpet untuk mengetahui apakah yang akan dipijaknya itu tangga atau bukan.
2. Hearing - pendengaran
· Hipersensitivitas (dapat mendengarkan suara-suara jauh tetapi kadang seperti “tuli” suara-suara di sekitarnya padahal jelas dan kencang).
· Banyak suara menyebabkan kesakitan bila terdengar, terutama suara background seperti vacuum, suara tv/musik yang kencang, teriakan, tangisan, mobil, klakson, musik di mal). Otak kemudian mempunyai mekanisme defensif yang kemudian memblok suara-suara yang menyakitkan bagi telinga di frekuensi tertentu, dan banyak anak kemudian tidak dapat mendengar frekuensi suara percakapan sehari-hari dengan jelas yang ditujukan kepadanya. Anak tidak mempunyai selective hearing yang dapat mengeliminasi suara di background.
· Tidak mendengar percakapan dengan jelas berakibat tidak dapat mengucapkan perkataan dengan jelas pula.
· Hal ini juga kadang mempengaruhi keseimbangan tubuh anak karena bagian yang mengatur keseimbangan tubuh letaknya di cochlea (bagian dari telinga).
3. Tactile, Taste, Smell - Indra peraba, penciuman dan pengecap
· Hipersensitivitas terhadap tekstur tertentu (misal: merk di baju, bahan-bahan wol, dll), tetapi tidak dapat merasakan sakit di bagian tubuh tertentu.
· Merasa perlu meraba segala jenis barang, karena ada masalah dengan penglihatan.
· Tidak menyukai rasa dan tekstur tertentu, tetapi mencium berlebihan bau-bau barang di lingkungan.
· Karena masalah di indra penglihatan dan pendengaran, anak sering harus bergantung pada indra peraba, pengecapan dan penciuman yang sebenarnya tidak efektif dalam memberi asupan.

Cedera otak juga terdapat di bagian yang mempengaruhi kemampuan berekspresi secara umum menyebabkan anak-anak ini sering tampak seperti anak yang berperilaku dan bertabiat buruk, keras kepala dan susah diajar (anak-anak ini normal, tidak tuli, tidak buta, tapi bandel dan malas omong sering merupakan penghakiman yang terdengar diutarakan oleh bahkan anggota keluarga terdekat anak-anak ini). Area -area berhubungan dengan kemampuan berekspresi yang dapat terganggu adalah:

1. Language – Wicara
· Kesulitan dalam komunikasi dan ekspresi verbal
· Jika dapat berbicara, tapi sering repetitif seperti ‘stuck’ di topic/tema tertentu.
· Kesulitan ‘retrieve’ kata-kata sehingga sulit pula merangkai kalimat yang panjang.
2. Kemampuan motorik kasar
· Kesulitan mengontrol gerakan tubuh (hand flapping, lompat di tempat, berputar-putar, menggigit gigit barang, dll) yang sering disalahartikan sebagai bad behavior.
· Kemampuan fisik tidak seperti anak pada umumnya.
· Motor planning dan kemampuan sequencing terganggu
3. Motorik halus
· Kesulitan kompetensi manual dalam hal menulis/mengetik untuk mengeskpresikan opini
· Mempengaruhi kemampuan menali sepatu, membuka tutup kancing, dsb (.
4. Lateralisasi
· Satu bagian hemisfer otak seharusnya - jika otak telah semakin matang –lebih dominan. Misal: otak kiri dominanè jika melihat mata kanan yang lebih dominan, jika menulis tangan kanan yang digunakan, jika menendang bola kaki kanan yang digunakan, jika mendengar telinga kanan yang lebih tajam.
· Kemampuan mengambil keputusan – otak kiri dan otak kanan karena tidak ada yang lebih dominan maka ke dua-duanya seperti berebut mengambil keputusan dan mengakibatkan setiap keputusan yang harus diambil menjadi membingungkan (double mindedness).
· Jika berbicara ke 2 belah otak saling berebut mengakibatkan kegagapan, atau seperti diulang-ulang suku kata atau kata yang diucapkan.

Cedera otak penting untuk dimengerti bahwa tidak ada hubungannya antara cedera otak dan intelijensia dalam hal anak-anak ini. Tetapi ada hubungan yang sangat signifikan antara cedera otak yang dialami dengan kemampuan mengungkap intelijensia. Begitu kita lakukan treatment dengan fokus membantu tumbuhnya sel-sel otak dan jaringan-jaringan brain pathway yang baik di bagian yang cedera dan memberikan cara komunikasi bagi mereka untuk mengungkapkan pendapat/opini, pertanyaan dll. maka dunia mereka seolah terbuka.

* Kami anjurkan untuk membaca “What to do about your Brain Injured Child?” karangan Glen Doman (sudah ada terjemahan bahasa Indonesia terbitan Tiga Raksa) jika ingin memahami lebih mendalam.

Good News for Autism / Kabar baik untuk Autisma :

Berbeda dengan makalah ilmiah (yang menurut kami sulit sekali ditulis karena tidak terlalu dapat memberi harapan pada kondisi ini), makalah ini adalah makalah yang menceritakan kesaksian yang telah terjadi dalam kehidupan kami. Oleh karena itu harap memetik intisari dan pewahyuan yang timbul khusus bagi pembaca dan kiranya Tuhan membimbing anda sekalian.
Yesus berkata kita bukan berasal dari dunia, oleh karena itu definisi dan kengerian kondisi autisma, SEHARUSNYA tidak menjadi kengerian yang sama pada “orang percaya” yang mengalaminya. Tetapi kenyataannya orang Kristen yang tertimpa tantangan ini kebanyakan bereaksi seperti manusia dunia, bahkan lebih buruk karena kepahitan kepada Tuhan, dan tidak percaya lagi janjiNya. Sebelum masuk lebih dalam ada baiknya kita mengerti konsep pandangan dunia versus pandangan surgawi.

Dunia mengenal FAKTA, yang dapat dilihat oleh mata Fisik. Contohnya di mata dunia autisma adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan sehingga menjadi label tetap bagi seorang anak. Autisma adalah sebuah definisi untuk keadaan anak yang tidak dapat dikendalikan atau mengendalikan diri dan berkomunikasi.

Tetapi, apakah autisma yang dialami seorang yang “Percaya” sama dengan autisma yang dialami orang yang tidak percaya Yesus ? Tahukah kita, sekali kita mengaku percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan menuruti Firman Tuhan, kita sudah berpindah kerajaan dari kerajaan dunia ke kerajaan Allah / Kerajaan Surga? Sebagai anggota Kerajaan Surga yang berdomisili di dunia, kita tetap punya HAK sebagai Raja, yang sering tidak kita sadari. Contoh hal yang seharusnya kita miliki ialah: damai sejahtera melampaui batas akal pikiran (sekalipun mempunyai anak dengan kondisi autisma), otoritas, kuasa darah anak domba, hak untuk terus diubahkan, dan hak untuk mengimani semua KEBENARAN (the Truth) yang adalah Firman Tuhan termasuk iman bahwa kita semua sudah disembuhkan oleh bilur Yesus. Tetapi dalam kursus the more excellent way yang kami ikuti, ternyata diingatkan Tuhan tidak pernah menginginkan kita sakit. (3 Yohanes 1:2) Dan menurut survey mereka 80% penyakit yang kronis dan tidak dapat disembuhkan punya akar spiritual termasuk autisma. Sangat mungkin karena sebenarnya autisma bukan penyakit yang jelas terbukti secara organic ada kerusakan sel. Dan adalah merupakan kumpulan gejala yang sangat variatif dan tidak ada patokan yang sudah mapan untuk mengatasinya. Ada yang membaik dengan proses tapi ada yang sembuh total dengan pertobatan saja. Perdebatan akan timbul karena banyak orang Kristen yang tidak setuju lagi bahwa penyakit yang kita alami adalah kutuk (termasuk kami ketika awal mula tantangan ini) tetapi, setelah sekian lama mengalami discipleship terutama kursus ini, kami tahu bahwa ini kenyataan yang akan berbalik seperti semula dengan pertobatan. Tetapi banyak orang Kristen yang punya teologia kurang tepat tentang penyakit yaitu ini berasal dari Tuhan dan Dia akan menyembuhkan jika Dia menghendakinya. Sementara kami dibukakan mata bahwa kita sebagai orang “percaya” telah diberikan otoritas dan peringatan. Sehingga sembuh atau tidak, harus menjadi keputusan kita. Demikian pula penyakit timbul karena kita “setuju” dengan pikiran yang diinsert ke dalam pikiran kita oleh kuasa kegelapan. Dan ternyata, dosa yang dilakukan tidak selamanya dosa yang terlihat, tetapi perasaan takut dan cemas terhadap masa depan dan sebagainya sudah merupakan dosa. Jika kita orang percaya “mempercayai” pikiran kita yang penuh dengan ketakutan atau kebencian maka kita seperti “memberi” izin kepada penyakit untuk terjadi. Sebenarnya ini adalah gambaran dari terpisahnya kita dari kasih Allah. Rasa takut timbul ketika dosa masuk ke kehidupan manusia. Rasa takut timbul karena mempertanyakan daya perlindungan dan kasih Allah pada kita. Sebab kalau kita percaya kasih Allah yang sempurna, maka kita tidak akan punya rasa cemas dan takut ( 1 Yohanes 4: 18). Ini sering membingungkan karena ilmu psikologi menyebutnya emosi negative, padahal ini adalah dosa (2 Timotius 1:7). Hal ini sangat sulit dicerna, tapi untuk sementara, terima saja lebih dahulu. Hal yang perlu dicermati ialah, dalam keadaan ini doa harus dibarengi dengan penelusuran dosa yang kita lakukan tanpa sadar (habitual) dan perlu discipleship atau pengajaran tentang Firman Tuhan.( 2 timotius 2 : 24,25,26- ) – setelah anda baca ayat ini anda akan tahu bahwa jika kita sering ketakutan, kita tidak sedang berpikir seperti Yesus (Filipi 4:8) dan kita sedang patuh kepada kerajaan lain selain Surga, karena Tuhan tidak memberikan kita roh ketakutan (2 Timotius 1:7). Mengejutkan bukan, kami pun sangat terkejut dalam workshop tersebut, tetapi ini karena kami terbiasa menganggap emosi seperti itu, duniawi dan wajar saja.

Ketidak pahaman akan Firman Tuhan membuat kami terombang-ambing ketika pertama kali mendapat vonis Autism oleh dokter anak. Keadaan kami lebih parah dari pada orang dari agama lain yang mendapat diagnosa yang sama. Kami kepahitan, bertanya kenapa kok bisa sakit, katanya sudah ditebus darah Yesus. Kami adalah wanita-wanita karier yang seumur hidup berkecimpung di “dunia” dan menjadi sama dengan kaidah-kaidah dunia, sehingga semua ketakutan dunia (FEAR) terhadap penyakit yang secara statistik ini tidak dapat disembuhkan, membunuh semua iman percaya kami. Tetapi oleh Kasih Karunia, tentu karena doa orang disekitar kami dan belas kasihan Tuhan, sedikit-demi sedikit pewahyuan terjadi sampai kami dapat berdiri tegak dan menjelaskan pengharapan kami dengan lemah lembut. Karena, Tuhan mengembalikan sukacita yang hilang dari hati kami, dan Tuhan mengganti ratapan kami dengan tarian. Sekarang anak kami sedang dalam proses menuju kepulihan sempurna, tapi di sepanjang perjalanan proses ini, hati kami diteguhkan Tuhan karena kami tahu anak-anak ini berjalan di jalan kebenaran yang sudah ditentukan Tuhan. Kalau dulu kami selalu perlu bukti, tapi sekarang setelah Roh Allah berkuasa dalam hati dan pikiran kami, somehow we know it we know we know it. Iman adalah dasar dari semua yang kita harapkan dan bukti dari ………. Kami tidak tahu bagaimana caranya Tuhan mengerjakannya, tapi kami tahu bahwa setelah kami tanam benih di tanah yang subur, kami tekun bersabar dengan iman yang stabil, pertumbuhan terjadi secara progresif (Markus 4:26-29).

Pewahyuan besar pada hidup kami antara lain: pengetahuan dan pengenalan akan Allah dan cara kerjaNya. Ternyata hukum Allah adalah: Percaya dahulu, baru melihat. Percaya dengan hati akan janji Tuhan pada anak kita, dan mengekspresikan kepercayaan ini dalam perkataan yang keluar dari mulut kita, dan isi perkataan kita SEJALAN dengan Firman Tuhan, serta ada waktu MENUNGGU didalam keyakinan dan kepastian (proses yang sedang dikerjakan Tuhan) dan berserah penuh pada waktunya Tuhan PASTI akan membawa kita ke keadaan yang paling baik yang Dia sudah persiapkan. Kesalahan kami di waktu lampau, sebagai orang yang berkecimpung di dunia, kami terbiasa dengan slogan psikologi : positive thinking, sugesti, dlsb. Tanpa sadar ini membuat kami pede abis, dan mengandalkan diri. Kami terjun ke dunia dengan bekal yang sarat akan ilmu pengetahuan (lihat saja kami semua bertitel) tetapi kelihatannya bekal iman percaya dan Firman Tuhan serta pengajaran (discipleship) tidak mengimbangi ilmu akademis kami. Penulis mengikuti sidi untuk formalitas sekali karena sering bolos pelajaran dan diluluskan. Akhirnya kami terjun bebas ke dunia dengan konsep bukan putera kerajaan Allah. Kami tidak bergabung dengan pemuda gereja dan merasa itu adalah hal yang membuang waktu saja. Kami sangat dihargai di lingkungan kami sebagai orang yang tergolong dapat diandalkan, tetapi kami telah menjadi berubah seperti dunia, dan tanpa discernment kami menelan semua kaidah dunia (world’s view) yang kelihatannya masuk akal. Yang walau pun MIRIP Firman Tuhan, tapi mengandalkan kekuatan pribadi, bukan Roh Allah. Sehingga ketika kita sukses, kita bukan memuliakan Allah, kita punya rasa “bangga” diri, tetapi begitu juga kebalikannya, ketika kita gagal atau jatuh, tuduhan itu datang ke diri sendiri. Dan timbullah self acusation dan self blame.

Ternyata, di dalam dunia medis, rasa takut atau pandangan yang negatif terus menerus mempengaruhi system dan keseimbangan di tubuh kita, karena pusat pengaturan ada di otak. Hormone stress seperti adrenaline dan kortisol berkeliaran di tubuh. Dalam workhop More excellent way (Singapore 2005) kami belajar bahwa perubahan yang terjadi di alam spiritual akan bermanifestasi di alam natural. Diberi contoh antara lain kasus stress dan autoimun. Kemarahan, ketakutan, cemas atau tekanan (pokoknya emosi yang mematikan yang baru muncul di kehidupan manusia sejak Adam jatuh ke dalam dosa) meningkatkan hormone stress adrenalin dan kortisol di dalam tubuh kita. Dan jika level tinggi ini lebih dari 24 jam terjadi organ-organ kita akan terkena dampak. Sebuah contoh pikiran perasaan yang mempengaruhi tubuh. Pengajar wokshop kami mengingatkan bahwa Tuhan sebagai ‘creator’ telah mengingatkan kita dengan Efesus 4 ayat 26. jika marah jangan lebih dari mata hari terbenam. Sangking naïf nya kita berpikir, oh itu Firman ikuti saja kalau bisa Tuhan senang kalau kita patuh. Tapi setelah kami semua merenungkan, ternyata Firman yang ditulis tujuan utama ialah membantu kita menggunakan badan kita dengan benar. Tuhan sebagai ‘creator’ tahu benar kalau kita marah terlalu lama, badan kita lambat laun akan rusak karena kedua hormone tadi. Lha kenapa dong Tuhan mencipta hormone itu kalau bisa merusak ? lagi-lagi rahasia besar Tuhan dibukakan. Hormon stress sangat diperlukan untuk reaksi fight and flight. Zaman dahulu reaksi ini perlu sekali kalau tiba-tiba kita harus cepat lari menghindar dari bahaya seperti binatang buas, atau ancaman lainnya. Kita hanya perlu hormone stress ini dalam waktu sebentar, dan setelah lingkungan aman kita kembali tenang. Nah, yang terjadi, dosa akhir zaman manusia itu penuh dengan kecemasan dan ketakutan yang timbul sendiri di pikirannya yang bersandar pada pikiran dunia dan pikiran sendiri. Jadi semua pikiran itu menimbulkan hormone stress yang tinggi yang secara bertahap merusak semua organ kita terutama jantung paru pembuluh darah.

Contoh lain ialah pengaruh roh jiwa kita terhadap system kekebalan / imun. Kebencian diri (roh dan jiwa) mempengaruhi system imun (kekebalan tubuh) kita sehingga lama kelamaan terjadi fenomena autoimmune (kekebalan menyerang tubuh sendiri) sebagai manifestasi di alam natural. Henry Wright pengajar seminar tersebut mengingatkan padahal Tuhan beribu tahun lalu telah memperingatkan lewat FirmanNya : hati yang gembira adalah obat. Semangat yang patang keringkan tulang (Amsal 17:22). Padahal baru sekitar 100 tahun dunia medis mengenal susum sulang memproduksi system imun. Secara garis besar perubahan pada tubuh manusia terjadi akibat terpisahnya roh kita dari Roh Allah. Jika kita ada masalah dengan hubungan Allah dan diri sendiri, kita bisa timbul kesombongan atau rasa minder karena kita pikir Allah menciptakan kita kurang sempurna. Pikiran dan perasaan yang ditimbulkan iblis dan kita percayai itu akan menimbulkan kelainan pada system organ tubuh kita. Jika hubungan kita dengan oranglain seperti itu pun itu akan melanggar Firman Kasihilah sesamamu, ini juga akan berpengaruh pada system organ tubuh kita. Tapi the Good News is, Henry Right mengupas kata Jika di Ulangan 28 pada ayat 1 (untuk berkat) yang berbeda dengan kata Jika di Ulangan 28 ayat 15 (untuk kutuk). Ternyata dalam bahasa Ibrani kedua jika itu berbeda istilah. Jika yang pertama dalam kurun waktu percepatannya sangat tinggi. Dan Jika yang kedua dalam kurun waktu percepatannya lama. Sehingga Allah punya sifat, SECEPATNYA mengembalikan kesehatan manusia segera setelah kita bertobat (1 Yohanes 1 ayat 9). Dan sebenarnya, sangat lama proses dari dosa spiritual untuk manifestasi di alam natural. Tuhan sangat sayang pada manusia, terutama kita yang sudah mengenal jalanNya. Dia tahu benar kita manusia yang berdaging lemah, oleh karena itu disediakanNya semua bagi kita, baik manual berupa Alkitab dan situasi yang sangat menolong kita untuk segera bertobat. Jika kita orang percaya di izinkan mendapat tantangan Autisma, sebaiknya kita tidak perlu meributkan dasarnya dosa atau bukan. Sebaiknya kita cepat mengoreksi diri secara spiritual, Tanya Tuhan apa kesalahan kita, segera perbaiki, dudukan posisi kita cepat ditempat yang tepat, dan dengan segera Dia akan mengubahkan kita dan memberi jalan keluar. Apakah Tuhan jahat ? tidak sama sekali, justru dengan ujian yang bersifat SEMENTARA ini kita akan diperbaiki terus. Tidak ragu lagi, dosa kita yang karatan (sering kita tidak sadari) yang menjadi akar spiritual. Penelitian the more excellent way dapat dijadikan patokan umum untuk mencari akar spiritual penyakit kita, demikian 33 block to healing, tetapi konfirmasi kepada Allah Bapa yang sumber segalanya. Kenapa tidak semua orang mengalami hal yang sama ?(baca Yehezkiel 18 : 14-18). Akar spiritual

Inilah yang terjadi pada sistem imun anak kondisi autisma yang tidak pernah mengenal sukacita karena orangtuanya tidak mampu bersuka di hadapannya. Belum lagi orang tidak menganggap mereka mengerti, sehingga mereka pikir tidak mengapa membicarakan ketidakmampuan ataupun kejelekan anak ini di hadapannya dan di hadapan banyak orang. Mereka dipisahkan dari sanak saudaranya, bahkan dibeberapa tempat masih ada orang yang malu dan mengurung anaknya di kamar seperti penjara. Anak akhirnya merasa dirinya tidak pernah cukup baik dan tidak ada gunanya berusaha karena toh tidak akan maju, jadi sudah begini saja malah bisa bertingkah laku seenaknya toh bakal dikritik juga akhirnya. Di sinilah lingkaran setan dimulai, anak dan orang tua bersama-sama dalam suatu kesepakatan pendapat yang kemudian tertanam di dalam jaringan tubuh sebagai memori. Tanpa disadari, seluruh sistem di tubuh anak ini lambat laun menjadi tambah kacau, dan iblis dengan mudahnya dapat mencuri jiwa mereka semua.

Tapi kami percaya zaman kegelapan Autisma sudah berlalu, habis gelap terbitlah terang. Hanya oleh Kasih Karunia maka kami memberanikan diri berkata, kami mau datang dan membawa kabar sukacita untuk kelompok kami, orangtua dan anak dalam kondisi autisma. Bahwa ini adalah ujian sementara dan kita akan dilepaskan dari belenggu ini (Yesaya 61 dan Ibrani 5)

a. Good News dalam Hal Komunikasi (pengertian, pengetahuan, hubungan sosial):

Puji Tuhan, Dia sangat mengasihi anak-anak ini. sehingga ketika kita masih berada dalam fase menjadi orangtua yang belum bijaksana, Tuhan tetap menemani anak-anak ini (baca puisi There is a voice di apendiks 2).Tuhan tetap bicara pada anak-anak ini. Setelah anak saya lancer mengetik, setiap hari dia menulis Firman Allah untuk hari ini. Anda boleh mempertanyakan apakah kami mengada-ada, tapi kami begitu sukacita sampai tidak perduli orang percaya atau tidak. Yang penting Allah Bapa sangat dekat dengan mereka.

Tapi jika anda hari ini masih mengeraskan hati, dan merasa anda pernah mengucapkan kata-kata tidak pantas seperti “apa iya, nantinya bisa begitu?”, “hidup aja dia udah sukur”, “ya asal ntarnya dia bisa urus diri sendiri aja udah cukup”, kami sarankan segera bertobat, minta maaf pada Tuhan dan kepada anak anda, ubah sikap dan kebiasaan buruk ini, kembalikan sukacita di rumah, apa pun keadaannya. Suka cita yang anda PILIH (tidak bergantung pada perasaan) akan menjadi obat manjur yang mujarab bukan hanya bagi anak anda ini, tetapi seperti pedang bermata dua, akan juga menusuk hidup anda, dan memperbaharui harapan dan iman anda. Tuhan menginginkan dan menyediakan yang terbaik bagi anak-anakNya. Terjadilah menurut kehendakMu bukan sama dengan menetapkan standar yang rendah. Standar kerajaan Surga tidak pernah rendah!!! Ketika kita mulai berubah sikap dan menganggap anak-anak ini mampu, bisa, dan Tuhan punya rencana yang indah untuk masa depan mereka, maka anakpun mulai berubah berani menunjukkan potensi dia yang sebenarnya. Selain itu hal-hal yang sudah lama tertanam secara otomatis dan tidak sengaja akan keluar di kemudian hari. Garbage in garbage out, good in good out, berhati-hatilah akan hal-hal yang anda tanamkan di diri mereka sengaja ataupun tidak sengaja.

Dunia yang tadinya menganggap autisma adalah situasi yang gelap dan tak ada harapan, mulai terbuka dan menengok kepada kelompok ini karena tulisan-tulisan yang dibuat oleh mereka yang berkomunikasi menggunakan metoda Facilitated Communication (FC). Metode FC kami bahas di apendiks 2. Metoda ini digunakan oleh 3 dari ke 4 anak yang orangtuanya duduk dalam tim makalah ini. Akhirnya, dunia takjub bahwa dibalik wajah tanpa ekspresi dan perilaku yang sering tidak dapat dimengerti, ada ‘pemikiran’ atau ‘jiwa’ yang sangat sarat dengan pengetahuan dan kebijakan yang amat mendalam.

Mulai dunia mempertanyakan definisi yang selama ini mereka percaya, antara lain anak dengan kondisi autisma tidak dapat berkomunikasi. Fakta bermunculan serentak bahwa mereka adalah pembaca cepat, dan konseptor ulung. Semua buku yang ditulis tentang teori Autisma (terutama tentang kejiwaan) selama ini bisa saja tidak perlu lagi dibeli, dibaca, bahkan dijadikan referensi lagi. Fakta yang dikira up to date yang ditulis berdasarkan observasi akan EKSPRESI anak autis, bisa menjadi bahan sejarah dan mengisi museum buku dan dianggap zaman pra sejarah, karena FC. FC yang selama ini di “pertanyakan” oleh para ahli dan terapis, makin terbukti di kalangan orangtua sangat ampuh dan efektif. Bahkan FC dapat menjadi jembatan dan membawa anak dengan kondisi autisma yang selama ini belajar di rumah (dengan ayah ibu sebagai guru), bisa mengejar ketinggalan dan duduk di SMA dan lalu bangku kuliah. (Time magazine pertengahan 2006). Tuduhan bahwa FC tidak akurat (karena tangan atau lengan masih ditopang ringan oleh tangan orang yang menjadi fasilitator) menurut kami tidak beralasan. Apalagi begitu kemampuan motorik halus anak meningkat anak dapat diajar mengetik mandiri. Yang penting jangan ada rasa ragu, dan mempertanyakan, kerjakan segala sesuatu dengan iman maka tujuan akhir akan tercapai. Sebab tanpa “janjian” ketiga anak kami melakukan hal yang sama, dan konsisten (baca karangan mereka di apendiks 2). Dan tulisan yang dihasilkan sangat unik, sehingga sulit dipercaya kalau itu dapat direkayasa oleh orang-orang disekelilingnya, seperti pengasuh dan pekerja rumah tangga. Hal-hal seperti ini akan selalu menjadi bahan perdebatan diantara ahli (dokter, psikolog, terapis) dan muncul tuduhan dan pergunjingan di kalangan professional bahwa FC itu palsu dan digerakkan oleh orangtua. Sangat disayangkan sifat professional yang seharusnya dalam posisi menolong, banyak kali malah menjadi batu sandungan dan penyebab kepahitan dalam hati orangtua penyandang autisma.

Tetapi Tuhan sudah lebih dulu tahu perbedaan yang akan timbul antara dunia dan warga kerajaanNya, buktinya anda dapat membacanya di : Roma 12:2 dan 1 Korintus 1 :27-29. Ayat ini sangatlah patut direnungkan siang dan malam (Mazmur 1: 1-5) agar supaya orangtua tidak jatuh ke dalam kepahitan yang amat sangat. Memang dengan terbukanya fenomena atau paradigma baru autisma maka banyak professional yang kehilangan pamor dan pekerjaan. Maaf kalau sementara kami sebagai orangtua melihat dari pandangan seperti ini, karena terbukti orangtua yang dibantu oleh para pekerja rumah tangga atau penjaga anak yang berhati patuh dan berpikir sederhana malah dapat membantu anak menemukan potensi yang memang sudah ada pada dirinya.
Padahal jika memang para profesional ini murni punya keinginan menolong dan membantu proses penyembuhan anak dengan kondisi autisma, berita bahwa FC membuka jalan sehingga ketika dapat mengetahui hati dan pikiran mereka bukankan akan sangat membantu pengetahuan mengenai autisma. Anak yang berbakat komunikasi, ini harusnya juga menjadi KABAR BAIK bagi mereka bukan? Kami melihat ada kecenderungan pusat perhatian penanganan hanya pada titik lemah saja, dan tidak membangun yang merupakan kelebihannya. Permasalahan autisma ini dianggap lapangan kerja dan bukan beban yang harus dibuang dan diringankan.

Dalam renungan malam saya sering bertanya pada Tuhan, sebab hampir setiap saat saya sebagai dokter yang juga ibu dari anak yang menghadapi tantangan kondisi ini mendapat aduan atau tangisan orangtua yang menjadi pahit karena komentar dan perlakuan terapis, psikolog maupun dokter yang merawat anak mereka. Tuhan bicara : “bukankah di dalam doa Bapa kami yang kamu naikkan setiap hari, kamu minta untuk MENJAUHKAN dari cobaan. Aku menjauhkan kamu dari para professional yang tidak bertanggung jawab, yang hanya menyalahkan dan bertahan pada teori lama mereka tanpa ingin berkembang. Jangan sedih”. Tapi kami juga belajar untuk melepas pengampunan sesegera mungkin kepada mereka, sebab itu yang Tuhan kehendaki agar kita berlari di pertandingan yang diwajibkan ini tanpa beban dan dosa. (Roma 12:1) ternyata hormone stress kita akan sangat memblok kerja baik yang kita akan lakukan kalau kita tidak melepas pengampunan. Dan di ayat berikutnya (Roma 12:2) kami diajar untuk mengalihkan pandangan dari buku dan pandangan dunia tentang autisma dan kembali ke KEBENARAN (apa kata Tuhan tentang anak kita). Apa artinya kita tidak usah bekerja keras mendidik dan menterapi dan sebagainya ? Sama sekali tidak. Percaya pada Yesus telah mendudukkan kita pada posisi yang tepat bagi Tuhan untuk dapat bekerja dalam permasalahan kita. Bagian terbesar adalah porsi Tuhan, tapi kita juga punya bagian tidak jauh dari Ulangan 6:7, mendidik mereka. Kalau anak kita yang typical kita kirim ke sekolah, maka anak dengan kondisi Autisma kita ajar di rumah dengan memberi lingkungan yang tenang (mengakomodasi pendengarannya), kita ajari baca (kami memilih ala Glen Doman) yang didasari iman percaya bahwa anak ini bisa, mereka mempunyai perbendaharaan (vocabulary), pengertian mereka bertambah, maka mereka semakin mudah diajar. Setelah mahir membaca, kami langsung perkenalkan Alkitab dan buku-buku pengetahuan yang sesuai Firman Tuhan (kami tidak berikan tentang evolusi dan hal yang berlawanan dengan creation, itulah keuntungan menjadi kepala sekolah untuk anak sendiri). Sejarah pun dapat kami pilihkan, Koran pun demikian. Setelah kemampuan baca dan pendengaran yang semakin berkembang membuahkan kebijaksanaan, pengertian dan pengetahuan (Amsal 8:12). Kualitas input yang intensif memampukan mereka mengeluarkan output yang luar biasa, tentu hanya karena Kasih Karunia Allah. Mereka kami bawa ke kebaktian penyembuhan dimana-mana, dan tetap kami beri pengajaran (discipleship lewat dvd teaching) demikian juga kami orangtua menertibkan diri belajar Firman, yang kami usulkan ialah SEKOLAH DOA PELANGI. Sementara semua komponen lain di bidang fisiologi, intelejensia, dan motorik (kasar maupun halus) diberikan kesempatan yang sering untuk diasah SEJALAN dengan Firman. Kami menemukan, testing terlalu banyak ternyata tidak sejalan dengan Firman. Tabur benih pendidikan dan kepelatihan dengan Frekuensi, Intensitas dan Durasi yang cukup, maka Tuhan yang menumbuhkan menjadi kemampuan yang diluar yang kita dapat bayangkan. Fondasi dibangun bata demi bata, tetapi tidak terasa cape karena bukan berdasarkan kekuatan sendiri. Sehingga anak ini tumbuh benar sesuai dengan pengajaran Tuhan Yesus dan memiliki Roh nya yang ada di Yesaya 11 : 1-2.

b. Good News Perkembangan Pengetahuan tentang OTAK :

Tuhan Sumber Segala Pengetahuan (Kolose 2:2,3) memang membukakan mata ilmu pengetahuan tabir demi tabir. Dunia autisma terus mengalami pewahyuan demi pewahyuan yang menurut kami sangat menolong. Dari mulai metoda perubahan perilaku, penanganan sensory sampai pola makan dan mengatasi racun. Metoda-metoda ini pun terus mengalami penyempurnaan ke arah yang lebih menjawab kebutuhan mereka dan pin point kepada kausa bukan gejala. Sebuah pusat di Philladelphia yang gigih sekali mempercayai bahwa setiap manusia (termasuk yang cedera otak) punya potensi tertinggi yang dapat dicapai dengan melatih dan memberi input yang didasari oleh frekuensi, intesitas dan durasi input dan disertai iman orangtua (Institute of Achievement of Human Potential = IAHP) dengan diam-diam, perlahan tapi pasti terus mencetak kemajuan-kemajuan spektakuler dari anak-anak cedera otak berbagai jenis. Jika kita menengok ke sepak terjang institute ini, maka mata kita akan terbuka lebar, serta dunia autisma sama sekali tidaklah gelap. Banyak hal yang harus dikerjakan, tetapi fakta bahwa dibalik kondisi tubuh anak-anak yang sulit kita mengerti ini, kita dapat menangkap sinyal yang mereka pancarkan dari dalam hati dan pikiran mereka. Lewat kerlingan mata seperberapa detik saja sesungguhnya kita dapat menangkap bahwa ada kehidupan yang sangat menarik dibalik matanya yang indah itu. Komunikasi tidak selalu harus menggunakan kata-kata saja, spirit to spirit communication berjalan.
Orangtua sering takut karena dokter selalu mengatakan, kalau berhubungan dengan otak manusia, tidak banyak hal dapat dilakukan. Tetapi beberapa butir kenyataan tentang otak yang telah bertahun-tahun dibuktikan pada anak yang cedera otak di IAHP. Cedera otak adalah cedera yang dapat disembuhkan. Kabar baik bukan ? tapi tidak perlu kepahitan kalau sementara ini dokter saraf kurang setuju, ada saatnya anak-anak ini akan dimuliakan oleh Allah sendiri, sehingga dunia medis kembali dikejutkan akan kebesaran mujijat Tuhan yang setiap hari kami alami di rumah masing-masing. Yang paling spektakuler yang mereka nyatakan ialah otak adalah satu-satunya bejana yang setelah diisi, malah punya kemampuan menampung lebih besar lagi. Inilah kebenaran yang dinyatakan Tuhan lewat perkembangan pengetahuan, mengatasi tipuan yaitu cedera otak tidak bisa diapa-apakan. Ini sebabnya semua metoda menjadi kalah cepat dengan metoda mereka. Asal frekuensi, intensitas dan durasi memenuhi, institute ini maju terus mengajar. Metoda lain, sangat lambat menaikkan pelajaran jika hasil testing mereka tidak mengkonfirmasi anak bisa melakukan dengan konsisten. Mungkin banyak professional yang sinis dan mencibir, dan meminta bukti yang signifikan dan persentasi keberhasilan. Sebagai seorang dokter serta profesional dan ibu, kami telah mengalami sendiri di putera kami dan putera teman-teman kami bagaimana otak mereka terus membaik seiring waktu. Dan kami tahu itu pekerjaan Tuhan kami dan bagi kami itu sudah cukup. Time is the biggest enemy! Don’t waste your time, Believe in Jesus, and start walking towards your destiny NOW! Tapi apakah ini berarti orang yang tidak sampai ke Amerika tidak dapat mendidik anak sampai maju ? sangat tidak benar. Semua buku yang diperlukan bahkan telah dicetak dalam bahasa Indonesia, memang kita adalah manusia yang sulit menerima pembaruan. Pewahyuan tentang makanan sehat bagi anak cedera otak saja sulit sekali diterima dan diikuti dengan benar. Banyak orangtua membuang waktu dan mencuri-curi memberikan makanan yang tidak sehat kepada anaknya, yang kemudian ternyata ini sangat amat penting (lihat tulisan ibu Hanny tentang pengaturan makanan). Kepatuhan sungguh amat penting.

Setelah kami mulai menjalin hubungan yang erat dengan Tuhan dan mencari hadiratnya setiap hari, serta mencari kehendakNya, Tuhan kemudian memberikan pewahyuan jalan keluar berupa metoda yang memperhatikan pembangunan roh, jiwa dan tubuh anak melalui juga pembangunan aspek fisiologis, intelektualitas dan fisik. KASIH KARUNIA terbesar dalam dunia autisma yang gelap ini, kami dapatkan setelah kami sungguh-sungguh mencari wajahNya dan hidup berfokus bukan pada autisma atau mendewakan masalah anak tetapi focus pada Yesus (Ibrani 12:2). Tuhan memang sangat amat ajaib. Selalu dan selalu tampak dalam alkitab bahwa pekerjaan besar yang dilakukan pada situasi kondisi yang terpuruk yang dipandang dunia MUSTAHIL, pertolonganNya turun tepat waktu. Tetapi dalam setiap perkara besar dimana Tuhan berkarya, kita dapat berkata, bukan karena kuat kuasa dan hikmat manusia, tetapi karena ini pekerjaan Roh Allah yang telah mengurapi kita. Autisma adalah peperangan rohani yang kunci penyelesaiannya sudah tertulis di alkitab. Buktinya ? kami semua sehat dan bahagia, padahal kami sudah malang melintang di bidang ini selama lebih kurang 7 s/d 9 tahun, tapi kekuatan baru selalu ada (Yesaya 40: 31). Tuhan menyediakan tiang awan dan tiang api berupa teman seiman dan seperjuangan. Teman dan sahabat yang paling setia sepanjang hidup kami, justru kami temukan di dunia perautismaan ini.

Kata-kata adalah keyboard untuk masuk dan keluar dari otak seorang manusia. Kita menanam kata-kata, kita akan menuai kata-kata. Dan pupuslah teori bahwa mereka adalah anak yang tidak mengerti bahkan hidup di dunia sendiri. Yang pasti kesimpulan yang kami percaya saat ini: anak dengan kondisi autisma mengalami cedera otak yang membuat mereka punya kesulitan dalam mengekspresikan apa yang mereka rasa, pikirkan dan inginkan. (mohon camkan bahwa ini hanya masalah ekspresi, tidak ada hubungannya dengan intelejensi). Cederanya terjadi “hanya” di lokasi otak mereka. Mereka sangat mengerti, bahkan (walau pun sulit bagi dunia untuk menerima fakta ini) mereka sangat pandai, dan potensi ini ada pada semua anak dengan kondisi autisma. Dunia sempat membagi-bagi ada kondisi savant (genius) dan yang retardasi mental. Tetapi dengan pengajaran metoda membaca ala Glen Doman yang mengajari mereka dengan rangsangan bertahap dan kontinyu, semua anak yang dikira retardasi secara intelegensia ternyata sangat intelijen. Pelajaran yang penting dipetik disini ialah : dunia cenderung membicarakan kekurangan dan membahasnya membesar-besarkannya dan konsentrasi pada kekuranga. Tetapi praktisi yang berangkat dengan iman akan mencari kelebihan anak dan langsung bekerja berdasarkan kelebihan semaksimal mungkin sementara kekurangan tetap dikejar dengan program yang sesuai. Dunia gagal melihat pendekatan seperti ini pada kondisi autisma, hanya pahlawan-pahlawan iman saat ini yaitu professional yang berani bermimpi (yang biasanya berangkat dari posisi orangtua anak dengan cedera otak) dan justru ilmuwan yang gigih yang percaya bahwa banyak potensi yang tersimpan dibalik wajah penuh pesona tanpa ekspresi ini. Mereka ibarat Yesaya 61, diurapi Tuhan untuk membebaskan orang yang dalam belenggu. Kondisi autisma adalah penjara bagi orangtua dan anak serta saudara-saudaranya. Anak yang sangat pandai terperangkap dalam tubuhnya yang tidak patuh pada keinginannya, terutama bagian mulut dan lidah. Tetapi Yesus melepaskan orang-orang yang terpenjara dan terus menjadi intersesor kita. (yohanes 17). Allah adalah Kasih dan Kasih menutupi segalanya. Dan Kasih yang sempurna melenyapkan segala kekuatiran (1 Korintus 13, dan 1 Yohanes 4: 7-21)

c. Good News Ditemukan Prinsip Penanganan yang Tepat:

Peperangan berikutnya ialah, jika kita tahu bahwa input yang diberikan ke otak mereka sangat berpengaruh, pertanyaannya : “Sudahkah kita menabur tanah ini dengan benih yang dapat digunakan untuk kemuliaan Tuhan nantinya?” “Sudahkah kita mengolah tanah ini menjadi tanah yang gembur agar bisa ditanam. Apa yang harus kita kerjakan untuk mempersiapkan jalan bagi datangnya benih Firman Tuhan?” Apa yang kita tabur akan kita tuai. Jalur penglihatan, jalur pendengaran dan indera lainnya adalah jalur masuk ke dunia mereka yang perlu dipersiapkan dan diperhatikan agar pengajaran dan pembelajaran dapat berlangsung efektif. Kembali Tuhan telah menyediakan definisi iman untuk orang “percaya“ 2000 tahun lalu, untuk menjadi dasar berpijak mengatasi persoalan kita saat ini (Ibrani 12:1).

Masalah oksigenasi adalah hal yang penting sekali. Kita sering tertipu dan berpikir anak ini hanya perlu diberi input intelejensia saja, padahal untuk menyehatkan kembali, masukan oksigen harus diperbanyak. Antara lain yang secara alami dapat dilakukan : bergerak sebanyak mungkin (jangan takut karena anak sakit), lakukan olahraga yang aerobik sifatnya (jalan, lari, di tempat datar), berikan lingkungan yang memungkinkan untuk bergerak, dan jangan mengkonsumsi obat-obatan yang menurunkan suplai oksigen. Pilih lingkungan dan makanan yang sesedikit mungkin toksik bagi mereka.Kita tabur kapasitas jantung-paru-pembuluh darah, kita menuai kemampuan mengekstrak oksigen dari udara, membuat sirkulasi oksigen yang baik untuk oksigenasi sel-sel tubuh termasuk otak dan juga membuang zat-zat sampah.

Inilah waktunya untuk berkumpul dengan orang lain yang mempunyai mimpi dan harapan yang sama. Bahasa yang digunakan kembali ke taman Firdaus, yaitu bahasa kasih, belas kasihan, dan kasih karunia. Mengasuh dan membesarkan anak dengan kondisi autisma adalah medan peperangan jiwa. Kita perlu semua perlengkapan senjata rohani, tetapi kita juga perlu menciptakan lingkungan yang kondusif yang didasari aturan main yang sama yaitu Firman yang Hidup. Apakah kita menjadi sebuah organisasi ? Sama sekali tidak. Menurut hemat kami, kumpulan orangtua anak dengan kondisi autisma serta keluarga mereka seharusnya tidak keluar dari kesatuan tubuh Kristus, yaitu sebuah organisme. Tidak ada bedanya dengan kelompok G 12 atau Cell group di gereja. Sebab penyelesaian utama ialah Discipleship atau pengajaran Firman Tuhan. Keluar dari tubuh Yesus yang ada hanya kematian. Focus tidak lagi pada persaingan siapa yang punya lebih banyak masalah, kebersamaan dengan focus kesatuan tubuh Yesus yang saling terkait akan memperkuat dan akan membuahkan banyak hal yang akan menyelamatkan kehidupan semua keluarga. Mimpi bersama dapat diwujudkan oleh orang-orang yang bersama menabur dengan bercucuran air mata (Mazmur 126). Jadi penting bagi orangtua untuk mencari lingkungan yang kondusif dan tidak diombang ambingkan oleh pendapat yang tidak sesuai dengan Firman. Karena itu hanya akan membuahkan kebingungan dan menimbulkan rasa takut yang berdasarkan rasa tidak aman. Menabur kesatuan dalam Yesus, menuai kekuatan berdasarkan fondasi Christ Our Rock. Kami sudah mengambil keputusan untuk memisahkan diri dari kelompok yang hanya membicarakan ketakutan, teori yang tidak jelas, dan saling mengasihani diri. Kelompok kami bukan eksklusif kelompok untuk orang yang “percaya”, bahkan teman kami banyak orang yang belum “percaya Kristus” yang penting mereka setuju dengan prinsip kami yang bekerja penuh harapan, iman dan kasih. Itu yang sangat amat penting. Selebihnya Roh yang akan bekerja karena pada dasarnya Yesus mati untuk semua orang (Yohanes 3 : 16, 2 Petrus 3:9)
Kecepatan neurotransmission otak anak-anak jauh di atas kecepatan orang biasa. Ternyata semakin cepat sebuah informasi (dengan gambar atau huruf yang terang dan besar, frekuensi berkali-kali, disertai lingkungan yang tenang) adalah cara yang paling efektif untuk memasukkan input ke otak mereka . Daya ingat mereka sangat tinggi dan kita tidak dapat memakai cara belajar atau tingkat intelejensia kita sebagai patokan. Percaya saja dulu bahwa mereka dapat mengerti, itu yang paling tepat yang dapat kita lakukan. Menabur pengetahuan dengan iman, menuai pengertian dan hikmat di dalam iman.
Menabur bercucuran air mata, menuai dengan sorak sorai!! Puji Tuhan, Haleluya!!

Dalam saat teduh saya sering menanya diri, lama-lama saya merasa anak dengan kondisi Autisma ini banyak sekali kelebihan yang dimiliki. Keterdekatan spiritual dengan Tuhan,pengertian yang amat sangat, intelejensia yang amat tinggi, kecepatan berpikir dan memori yang amat tinggi, apakah saya selama ini salah menangisi mereka? Terus terang saya tertinggal sekali dalam kemampuan baca. Apakah perbedaan mereka adalah sesuatu yang melengkapi kita ?

d. Good News Pendidikan Disiplin dan Penguasaan Diri Dapat Diajar dengan Penegakkan Peraturan dan Perilaku Manusia Matang.

Anak perlu tahu siapa ayah, siapa ibu dan siapa yang menjadi anak di rumah. Hirarki yang jelas penting sekali. Ayah dan Ibu menetapkan peraturan yang harus ditaati (gambaran panggilan anak untuk menghormati orang tua – Kolose 3:20). Cara bereaksi orangtua yang konsisten terhadap pelanggaran yang dilakukan anak memberikan pengertian pada anak apa yang diperbolehkan apa yang dilarang. Setelah anak belajar mana perilaku yang baik dan yang buruk atas dasar konsekuensi yang dia terima, anak diberi tata tertib dan norma-norma sopan santun yang memancarkan karakter Yesus. Jika dia berperilaku sesuai tata tertib dan norma sopan santun, dia diberi poin positif. Jika dia berperilaku negatif, ada konsekuensinya dia mendapat poin negatif. Jika anak telah mengumpulkan sejumlah poin positif dia akan beroleh berkat melakukan hal-hal yang disukainya (gambaran bagaimana jika kita menaati Firman kita mendapat berkat, tetapi jika kita tidak melakukan Firman kita mendapatkan kutuk). Dengan ini anak diberi kesempatan untuk memutuskan perilakunya sendiri. Lama kelamaan anak (nota bene orang tua harus konsisten) mempunyai kemampuan membedakan baik dan buruk, dan mampu mempunyai control diri yang tertib, dan pikiran yang jernih untuk memutuskan melakukan perilaku positif yang menurut Firman Tuhan. Ini pembangunan karakter yang bisa membawa dia ke masa depan / tujuan akhir/ destiny seperti di Amsal 23:18. Hanya karena dia mempunyai kesulitan tidak berarti dia tidak bisa diajar nilai-nilai kerajaan Surgawi. Pendidikan yang baik mendatangkan buah yang baik.

Tahap ini sangat penting karena tingkat intelejensia mereka yang tinggi dan pengetahuan mereka yang luas tidak akan dapat menjadi kemuliaan bagi Tuhan jika mereka tidak dapat tampil sebagai orang yang punya peradaban tinggi atau santun. Oleh karena itu harus ada tahap pemolesan perilaku, tetapi ini setelah mereka mampu punya pengertian dan komunikasi. Karena konsekuensi pada perbuatan negative harus dapat mereka rasakan kerugiannya, kalau tidak percuma saja. Perbedaan yang sangat besar dengan modifikasi perilaku. Metoda yang kita kenal selama ini memaksa anak mengubah perilaku karena ada kita disekelilingnya. Prinsip yang sedang kami jalankan ialah, memberikan kebebasan keputusan pada anak sambil memberikan kesempatan bagi mereka untuk belajar dari konsekuensi. Sehingga perbuatan baik yang mereka putuskan untuk lakukan adalah berdasarkan keputusan sendiri. Konsistensi sangat penting sehingga mereka tumbuh menjadi anak-anak Allah.

Hal yang tidak boleh dilupakan adalah, hirarki dan tatanan hormat menghormati, otoritas di rumah, saling mengasihi dan kelembutan yang tetap tegas harus sudah dicontohkan dalam kehidupan suami isteri sehari-hari. Anak hanya meniru konsistensi perilaku baik dari orangtuanya. Jadi jangan sama sekali mendelegasi ini semua pada pembantu dan terapis, tidak akan tercapai, terutama bagian pengajaran yang ini. Tetap orangtua yang in charge menjadi pemimpin pendidikan ini. Bukan artinya kita tidak boleh punya penolong, tapi tanggung jawab tetap tidak dialihkan.

e. Hal yang Menghambat Good News di autisma:

Masalahnya dalam menjalani masa pendidikan anak kondisi autisma , kita sering terbentur lingkungan, orangtua dan teman atau terapis yang sedikit banyak mempengaruhi keputusan yang kita ambil atas metoda pembelajaran anak ini. Yang penting, konselor harus membantu menegakkan keutuhan hubungan spiritual antara suami dan isteri. Harus menjadi kan keputusan adalah persetujuan bersama. Isteri jangan menganggap suami tidak tahu apa apa bahkan suami tahu beres saja. Hindari sikap yang merasa ibu adalah yang paling tahu dan yang harus paling lelah. Turuti apa kata alkitab di 1 Kor 11:3, Efesus 5:22,23 dan bertobatlah para ibu, berilah kesempatan pada suamimu untuk menduduki perannya sebagai imam dan kepala keluarga, wakil Allah Bapa di rumah tangga. Secara spiritual (lepas dari suami kita sering baca alkitab atau tidak) mereka adalah pimpinan di keluarga, dan otoritas atas kesembuhan anak kita sangat besar. Ada beberapa pasangan yang suaminya belum mengenal Kristus, itu bukan hambatan. Jangan menggurui, jadilah pendoa syafaat yang benar, memfokuskan diri pada doa sebab Tuhan lah yang mengubah hati, bukan nasihat manusia (Yehezkiel 36:26). Perbuatan isteri yang penuh hormat, sabar, dan penuh kasih, akan memenangkan hati suami. Sangat anekdot, kami pernah ceramah di gereja tentang hal ini, dan pendeta wanita banyak yang mencibir dan nyinyir. Mereka menuduh kami membelot dari perjuangan orangtua kami (yang adalah pejuang hak wanita). Sayang memang kalau kita tidak selalu mengakifkan 1 yohanes 2:20, 27, maka pendengaran dan pengertian kita sering salah arah. Dalam Efesus 5 jelas, suami harus mengasihi isteri sebagai Kristus mengasihi gerejanya. Kalau suami melanggar hak azazi, Firman ini tidak berlaku. Tapi di dunia modern ini terlalu banyak wanita terlalu dominan dan tidak lagi merespek suaminya. Dan ini terjadi pada suami yang tidak pernah melanggar hak azazi tapi mungkin tawar hati karena sering dikecilkan. Tidak jelas mana lebih dahulu telur atau ayam. Tetapi kita diajarkan untuk membuang masa lalu dan mulai dengan kaidah Alkitabiah. saling mengampuni dan mengaku dosa, lalu memperbaiki. Pertobatan adalah keharusan. Jangan terlalu memusingkan soal kepercayaan pribadi, Tuhan dapat memanggil orang untuk percaya jika Dia terpikat olehnya, dan oleh doa orang yang mengasihi orang tersebut (Kisah Rasul-rasul 10 , kisah orang kafir yang didatangi malaikat Tuhan, 2 Petrus 3 : 9 ).

Doakan suamimu agar dapat menjalankan perannya sesuai kehendak Tuhan, melindungi, melingkupi dan mengasihi sebagai seorang ayah dan suami. Dari semua hal yang dapat kita kerjakan, ini adalah hal no. 1 prioritas utama untuk membersihkan area kerja Allah, mempersiapkan jalan menuju kesembuhan seperti Matius 3:3. (baca “More Excellent Way,” karangan pastor Henry Wright, di bagian mengenai spiritual root of ADD/ADHD – yang kemudian dia reveal juga adalah salah satu akar utama dari autism spectrum disorder). Sebab secara spiritual, ayahlah yang akan sangat besar pengaruhnya dalam kesembuhan anak ini. Father’s Love itu sangat memperpendek perjalanan kondisi autisma. Mulanya harus meninggalkan Mesir (tinggalkan kelompok chit chat yang tidak bisa membantu anda dalam tantangan ini, kalau perlu perkumpulan keluarga arisan dlsb.) lalu buat komitmen bersama di keluarga, bahwa kita akan terus bersama apa pun yang terjadi (Don’t leave the wounded behind!) Yohanes 21:15-19, berjalan menuju tanah perjanjian dengan bermodal peta Alkitab. Bergabung dengan keluarga lain yang sudah lebih dahulu menjalani semua dan tetap berpegang pada Firman Tuhan. (contoh pengikut Raja Daud).

Kalau anak kita belum menunjukkan tanda mujijat, sadari ini suatu proses, tapi kita hidup tetap sejalan dalam Firman Tuhan dan semua yang dikerjakan begitu juga. Itu artinya kita sedang dididik ketekunan (Matius 24:13), dan terus benahi diri (focus pada diri orang tua kenal Allah, bukan hanya anak saja yang harus didoakan). Dalam fase inkubasi iman ini (antara mempercayai janji Tuhan dan menerima janji Tuhan) neraka akan mengirim seluruh pasukannya untuk meruntuhkan misi Allah. Misalnya dengan membisikkan : “tuh kan, kamu gagal deh, udah keluar uang, anak kamu tetap begitu, tidak seperti anak orang lain, mendingan uangnya dikirim ke orang miskin mana tahu Allah berbelas kasih anakmu sembuh” dan berbagai bisikan lainnya. Tapi kalau kita focus kepada Yesus (Ibrani 12: 2) dan tahu definisi Iman (Ibrani 11:1) maka kita akan punya endurance dalam menunggu Tuhan. Ada kesalahan hakiki kita, yaitu keminter dan ingin membuat karier di dalam persoalan ini. Merasa lebih tahu dan perpengalaman dalam metoda pembelajaran. Jika kita tidak bersandar pada ayat bukan karena kuat mu tetapi karena Roh Ku, kita akan jatuh lagi di ujian berikut. Ada cerita anak kondisi autisma yang sudah berhasil dengan baik, tapi mamanya berakhir dengan exhausted sehingga tidak bisa menikmati sukacita kemenangan. Lebih parah lagi, anak tidak maju, orang tua exhausted lalu bercerai. Tidak sedikit kasus seperti ini terjadi. Itu bukan tujuan Tuhan, karena Tuhan mau kita semua ada dalam kemenangan. Hati yang beriman dan patuh adalah kunci terbesar. Tetapi dibalik semua ini, ada cara yang lebih sempurna lagi (diatas semua karunia) yaitu Kasih (bukan Kasihan).

METODA TERAMPUH : Kasih tidak pernah gagal

Kasih artinya menerima keadaan mereka, lalu menggendong mereka supaya dapat mengikuti kecepatan berjalan dengan domba yang lain di keluarga, tapi sambil kita menggendong kita membalut luka mereka, kita melatih dan merehabilitasi mereka (put the function back) dalam kasih yang tidak ada ketakutan yang ada adalah pengharapan, terus tekun (endurance) sampai vision kita menjadi kenyataan. Dalam proses ini SELURUH keluarga terlibat dan mengalami KASIH. Disiplin adalah kunci kesuksesan, kelembutan adalah substansi pembelajaran. Kedengarannya sangat familiar bukan? Itulah cara Yesus merestorasi hidup kita yang hilang ini. Tuhan membangun kembali bait suci yang sudah menjadi reruntuhan dan menegakkan kembali kerajaanNya di hati seluruh anggota keluarga kita.

Jika kita tidak kenal sifat Allah Bapa (Mazmur 103) kita sering ditipu oleh pikiran kita yang penuh dengan penuduhan. Banyak sekali kita mengalami penipuan dengan mengaminkan bahwa autisma ini ialah kondisi yang harus kita alami sebagai hukuman atas dosa kita. Biasanya pada awal mula semua orangtua marah mendengar bahwa penyakit berhubungan dengan dosa. Tapi kemudian pindah ke titik ekstrim, orangtua tersebut menuduh diri atau saling menuduh suami isteri karena dosa mereka. Ada lagi yang menjadi pahit kepada mertua atau nenek moyang. Semua ini sudah pernah kita alami, jadi mudah saja bagi kita untuk membahas hal yang sangat penting ini.

Jika anda kesal membaca tulisan ini, mohon camkan, penulis adalah seorang dokter yang sudah pernah dituduh masalah seperti ini, dan mengalami kepahitan, sampai saya dibantu Tuhan menyimpulkan bahwa memang tidak ada manusia yang tidak berdosa. Untuk beberapa waktu saya terpukul, tapi kemudian kasih karunia Tuhan membangkitkan kembali dan mengajarkan pada saya, untuk semua inilah Yesus lahir dan mati dikayu salib. Ini baru terjadi saat bejana kesombongan dan harga diri saya dipecahkan Tuhan, maka bau harum kemuliaan Tuhan baru dapat tercium kemana-mana. Dan saya bangkit, dan mencari, kuasa darah Yesus dan strategi berperang melawan kondisi autisma menggunakan KuasaNya. Sekarang dengan tersenyum lega saya bisa berkata, yes ini karena dosa, so what gitu lho. Tapi saya sangat diberkati karena saya dipilih Kristus, sehingga saya bisa minta kuasaNya untuk memerangi Autisma dan nama Tuhan dipermuliakan. Pertobatan membawa percepatan yang amat sangat untuk kembali dari posisi Ulangan 28 : 15 -68 ke Ulangan 28: 1-14. Darah Yesus memungkinkan kita punya kuasa dalam mengembalikan semua kelainan yang ada pada kondisi autisma, kepada keadaan “sungguh teramat baik” ketika mereka di ciptakan (back to creation). Ingat, ketika kita memperkatakan kepercayaan kita akan kesembuhan total di alam spiritual ini memberi atmosfer Iman dan area kerja bagi Tuhan, dan baru hal ini dapat manifestasi di alam natural. Alam natural ditentukan oleh orang-orang yang memperkatakan Firman Tuhan.

Ini jauh lebih penting dari pada debat kusir antara dosa dan bukan. Lebih baik menengok ke pengajaran yang sangat mendasar seperti the more excellent way, mencari akar dosa kita dan membuang segera serta bertobat, karena itu yang akan melancarkan kerja Tuah. Tidak ada manusia yang luput dari dosa kecuali Kristus, dan iman Kristen berkata bahwa bayi yang lahir pun sudah mempunyai dosa keturunan. Itu sebabnya darah Yesus yang dipersembahkan adalah persembahan yang sempurna karena darah itu darah yang suci, tanpa dosa. Kalau pengorbanan yang dilakukan lewat hewan persembahan seperti pada zaman Imamat, itu tidak dapat mengatasi pikiran kita agar jernih. Sebab hanya darah anak domba Allah yang sempurna membersihkan dosa, dan memberi kehidupan. Saya sangat sadar, penerimaan saya akan kondisi autisma ini terjadi setelah saya lahir baru dan terima Kristus dan mau dibentuk, sehingga mengakui kesalahan dan berfokus pada Tuhan menjadi tidak sulit lagi bagi saya. Hadiah Allah Bapa yang terbesar kepada dunia ini adalah AnakNya yang tunggal Yesus Kristus. Hadiah Yesus Kristus yang terbaik bagi kita adalah Allah Roh Kudus. Roh Kudus memberikan pewahyuan pada kita setiap saat, sehingga kita mengerti akan Firman Tuhan yang adalah Yesus dan kehendak Allah Bapa. Disepanjang perjalanan autisma ini, banyak hal yang kita tidak mengerti. Untuk itu kita sangat perlu pewahyuan yang datang dari Roh Allah sendiri. Sebab dokter dan psikolog belum ada yang mampu mengklaim bahwa situasi ini dapat disembuhkan. Mereka sangat jujur karena itu adalah kenyataan. Tetapi sebagai orang percaya, kita harus melihat ini sebagai arena SHOW TIME dari iman kepada Yesus Kristus. Ini adalah step terbesar untuk mulai melakukan program anak saya dengan pesat, kepatuhan pada aturan.

Mengasihi anak-anak ini bukan berarti mengasihani dan membiarkan mereka terpuruk dalam kondisinya . Sering kita dengar alasan : “ ini sudah menjadi kehendak Tuhan” atau bahkan menganggap bahwa “ini kayu salib yang harus saya pikul” keluar dari mulut orangtua yang sudah sangat tertekan.

INTERVENSI SPIRITUAL PADA ORANGTUA BUKAN ANAK SAJA.

Walau pun kami tidak berhak menghakimi keputusan yang diambil oleh orangtua lain terhadap anak mereka, tetapi dalam makalah ini, kami mencoba membeberkan apa saja kata Tuhan tentang anak orang “percaya” (kebenaran bukan fakta). Kami juga menemukan janji Tuhan di Alkitab bagi anak anak yang berlaku sekali pun dengan kondisi seperti ini. Apakah kita mengira dengan didiagnosa Autisma, rencana Tuhan pada anak ini dan keluarga kita menjadi buyar ? tidak samasekali. Bahkan persepsi dan konsep kita yang kurang tepat akan kasih yang sempurna, itulah yang sering memperlambat proses restorasi putera kita. Terlalu tidak percaya bahwa anak ini dapat diberi tugas dan tanggung jawab tampak seperti mengasihi, tetapi kasih ini ternyata palsu. Seringkali kita mengira sedang memberi Kasih bila kita mengasihani, misalnya dengan memberikan segala yang diminta oleh anak ini. Semakin keras tangisan anak semakin kita segera memenuhi apa kehendaknya. Mungkin malu dilihat orang banyak atau malas mendidik karena merasa tidak ada gunanya. Seakan disiplin tidak bisa ditegakkan karena anak ini punya kebutuhan khusus. Kami baru menyadarinya bahwa kasih yang sempurna itu artinya mengajarkan kemampuan survival bagi anak-anak ini, sekalipun artinya kita harus memberi pengajaran yang cukup konsisten dan tampak tegas. Dan pada dasarnya anak dengan kondisi autisma merasa tersanjung / dihormati bila mereka diberi aturan. (1 Korintus 13, : 7 dan 1 Yohanes 4:7-19)

Setelah bertahun-tahun bergumul dan merenung bersama, kami baru sadari bahwa kondisi Autisma ini adalah Ujian Iman bagi orang “percaya”. Pada awal cerita ini, tentu saja kami sangat kesal mendengar istilah tersebut. Aduh dulu kami sering kali sakit hati dengan tuduhan pendeta/counselor pada saat fase akut di mana mereka dengan gamblangnya mengatakan ini ada dosa keturunan dan kuasa kegelapan. Perlu kebijaksanaan cara menyampaikan pesan ini, meskipun tentunya ada kebenarannya, tapi cara penyampaian yang terlalu buru-buru sering membuat orang tua takut dan lari dari gereja. Cari waktu yang tepat, dan kondisi orang tua yang sudah siap menerima berita ini. Pastilah berita diagnosa ini sangat mencekam, tapi apakah iman percaya dan harapan bahkan kasih kita akan terpengaruh dengan kondisi seperti ini ? Lagi-lagi pada mula perjalan kami di dunia perautismaan, kami menutup telinga untuk pertanyaan ini. Mohon diingat, kita sedang bicara tentang “orang percaya” yang menghadapi “lembah kekelaman”. (Mz 23). Jika kita tidak pernah mengenal iman Kristen secara benar, memahami bahwa Kristus mengalami kemuliaan setelah penderitaan di kayu salib, maka seperti halnya kami semua, kita akan terombang ambing oleh pendapat disekitar kita. Banyak kita menjadi pahit, karena kita pikir ikut Yesus pasti tidak ada masalah. Bahkan kita pasti akan dijauhkan dari kutuk. Ini sering akibat kita punya iman yang selektif.
Alkitab yang kita cari bahkan hafalkan kebanyakan tentang berkat. Tetapi hukum Tuhan serta pertobatan total dan Godly order di rumah, luput dari perhatian kita. Pemahaman Alkitab kita tidak Wholistik, dan pertobatan ketika sidi baptis lebih condong kearah ritual, bukan pertobatan spiritual sejati. Akibatnya kita merasa penyakit adalah salib, dan diberikan Tuhan sebagai hukuman. Penipuan iblis semacam ini banyak dipercaya oleh penderita maupun pendeta. Kami belajar dari Firman Tuhan, bahwa salib yang kami pikul adalah semua hal yang kami harus paksa kerjakan yang berhubungan dengan “perlawanan” terhadap daging (jiwa+tubuh) kami sendiri untuk mengikuti Firman Tuhan. Misalnya kami adalah orang yang sangat amat tidak sabar dan pemarah, kami harus mengaminkan Firman Tuhan dan melawan keinginan itu untuk tetap melaksanakan Firman Tuhan. Saat kita memutuskan menyalibkan daging itu, maka hadirat Tuhan memenuhi kita dan kita menang. Sementara itu Tuhan sedang bekerja memperbaiki anak kita, kita tidak tahu prosesnya sama halnya dengan biji yang ditanam, tahu-tahu tumbuh. (Markus 4: 27). Tetapi penyakit terjadi karena kita punya dosa yang habitual dan tidak diperbaiki, dan oleh karena itu cover atau tudung di Mazmur 91 tidak dapat terjadi (kita tidak righteous) dan iblis punya opportunity untuk menyerang dengan berbagai penyakit. Tetapi ketika kita berbalik dari dosa dan berlari memanggil Tuhan maka Dia akan memulihkan Sion. Pertanyaannya apa kita semua berbalik 180 derajat ? mengasihi Tuhan ternyata bukan Cuma dengan memberi sumbangan atau amal ibadah, tetapi percaya Yesus dan MELAKUKAN FirmanNya (be the Doer of the Word).

Diagnosa autisma dapat terjadi pada anak siapa saja, baik anak orang percaya dan bukan. Seperti halnya hujan dapat turun di atas kepala semua orang. Pertanyaanya apakah darah Yesus yang tercurah bagi orang percaya tidak menjadi sesuatu yang membedakan reaksi kita? Apakah kita menjadi lupa pada janji Tuhan dan kuasa darah Anak Domba tatkala kondisi ini menghampiri hidup keluarga kita ? Apakah kita tidak menyadari bahwa perlengkapan senjata rohani telah disiapkan Tuhan bagi orang percaya? yang seharusnya tahu dan mampu menggunakannya ? Bahkan, jika kita paham akan kehendak Tuhan yang tidak pernah berkeinginan kita menderita sakit penyakit, kita tidak akan sakit hati padaNya.

Atau kah pada dasarnya kekecewaan terjadi karena memang kita sebenarnya belum terlalu percaya dan belum terlalu kenal Tuhan kita sampai kita harus merasakan tekanan yang amat sangat tanpa punya harapan sama sekali? Mungkin percaya Yesus hanya dimulut saja dan sebatas nyanyian yang ketika diuji jadi berantakan seperti yang kami jalankan. Ini ternyata karena belum pernah mengalami pengalaman diselamatkan secara pribadi dan autisma bisa jadi kancah pengenalan akan Yesus jika kita mau melihatnya dari sisi tersebut (Roma 8 :28). Atau sering diselamatkan tapi tidak mengakui bahwa sukses kepandaian kekayaan dan semua kebaikan kita hanya karena Kasih KaruniaNya. Sehingga tidak menyadari kalau selama ini apa yang kita punya itu hanya berdasarkan kasih karunia saja kita tetap memilikinya. Jangan pernah berpikir Tuhan butuh pujian penyembahan kita, melainkan kita yang butuh kepadaNya untuk supaya dapat melangsungkan kehidupan ini. Jadi tidak ada gunanya kepahitan atau ngambek. Ada sempat fase dimana kami merasa harus melakukan segala macam pelayanan untuk Tuhan. Dalam hati kecil kami (karena masih belum terlalu diperbaharui oleh pikiran Kristus) siapa tahu Tuhan tergerak dengan melihat pekerjaan kami untuk gereja, dan Dia menyembuhkan anak kami. Sejalan dengan kurikulum pengajaran Roh Kudus dalam hati kami, Tuhan memunculkan ayat ayat dan pengertian yang diluar penalaran kami. Tuhan mengajarkan Yohanes 21 : 15-19 dengan sangat mendalam dalam kuliah pendeta Iin Cipto. Kuliah itu kami renungkan selama 1 tahun, bahkan kami ajarkan di sekolah minggu. Tetapi pewahyuan akan Firman itu muncul setelah 1,5 tahun merenunginya. Tuhan menghendaki ada hirarki dalam domba yang dia berikan pada kita semua. Tetap suami dan anak adalah yang utama, dan pelayanan gereja lakukan sesuai talenta dan panggilan. Kita sering tanpa sadar lebih senang melakukan pelayanan kemana-mana dengan kedok melayani orang yang terpenjara dan sakit. Sementara domba kita yang sakit sungguhan dan butuh perhatian kita, kita delegasikan kepada terapis maupun pekerja rumah tangga yang tidak tahu menahu. Kembali, persekutuan dengan Roh Kudus kunci keputusan akan setiap tindakan kita. Chairos Tuhan sering terlewatkan karena kita tidak peka. Ada saatnya Tuhan mau kita memperhatikan orang lain, tapi banyak saat Tuhan mau kita bertanggung jawab atas domba yang Dia titipkan. Karena pesan terakhir pada muridnya Petrus, “gembalakanlah domba-dombaku”.

Kenal dan tahu adalah dua hal yang berbeda. Jika kita mengenal pribadi dan mencari hadirat Tuhan, maka kita akan tahu dan peka pada kehendakNya, dan berusaha tenang dalam setiap badai. Jangan lupa kami pada awal cerita ini akan marah besar mendengar pemikiran seperti ini, karena kepahitan di hati masih amat banyak sehingga pemikiran ini dapat diartikan menjadi tuduhan. Padahal saat ini, dimana semua topos iblis kami perangi dari diri kami pribadi, kami dapat berkata, ah Yesus, ampunilah ketidak percayaan kami akan kuasa penyembuhanMu atas putera kami.

Kembali kami mengakui, pada awal peristiwa ini terjadi di dalam keluarga kami, sulit untuk mempercayai janji-janji Tuhan tersebut juga berlaku bagi putera kami. Sering kami diserah roh inferior (Galatia 4 : 9) yang merasa minder ngeri untuk percaya janji, “kalau nggak sembuh gimana dong?”.Bahkan kami seperti “amnesia” terhadap ayat oleh bilur-bilurNya kita telah disembuhkan. Pada saat bom ini dijatuhkan, kami baru sadar kalau sebenarnya Firman tersebut baru “dimulut” saja, belum kami renungkan dan imani di dalam hati, apalagi menjadi rheuma.

Tetapi saat ini kami menyadari “kepahitan” tidak mempercepat perjalanan kami di kancah persilatan autisma ini. Ketika melihat kembali ke belakang dan merenungkan perjalanan ini, kami sadari Iman dan Kepatuhan (obedience) yang tinggi pasti akan memperpendek perjalanan kami menuju ke tahun-tahun penuh rahmat (road less traveled). Oleh karena itu kami memberanikan diri untuk mengatakan “ya Tuhan, kami patuh” untuk mengisi acara NCHC ini, karena kuasa kegelapan yang adalah musuh kita satu-satunya dipatahkan oleh darah Anak Domba dan Kesaksian kita. (Wahyu 12:10). Inilah kesaksian hidup kami dan putera-putera kami, yang kami persembahkan sebagai persembahan yang hidup bagi Kemuliaan Allah. (Roma 12 : 1-2). – lihat apendiks 2.

Tulisan ini dibuat oleh para orangtua yang pada waktu vonis ini datang atas putra kami, kami sangat amat terpuruk. Kami tergolong orangtua yang memiliki putera dengan kondisi autisma yang “terberat” (menurut para dokter dan psikolog di Jakarta). Bahkan ketika salah satu putera kami di periksa EEG ada seorang sejawat yang meleletkan lidahnya tanda “no hope” setelah dia tahu usia anak ini 4 tahun dan belum bicara. Semua yang tertulis dan terburuk di bagian atas makalah ini sudah kami alami. Kami sudah melakukan semua yang dapat dilakukan dan ditawarkan oleh dunia ini, mulai dari metoda ABA, integrasi sensori, sebut saja semuanya, sampai intervensi biomedik tercanggih sekali pun. Tetapi tidak ada satu pun yang menunjukkan perbaikan yang bermakna dan sesuai dengan yang kami harapkan. Tidak ada satu metoda apa pun yang dapat memberi rasa “pasti” dan “aman” di dalam hati kami. Walau pun anak kami tidak pernah mundur. Banyak orang berpendapat bahwa ini terjadi karena kami adalah ibu yang “over “ ekspektasi.

Ada benarnya, kami kelihatannya tidak menghargai dan tidak punya mata serta kesabaran untuk melihat kemajuan kecil yang bertahap. Tapi untuk sekarang ini, kami bersyukur bahwa kami tidak pernah kehilangan ekspektasi untuk mencari metoda yang paling cocok. Walau pun sekarang kami pun sadari saat itu obsesi dan kepahitan di hati kami adalah topos kuasa kegelapan yang membebani dan memperlambat kecepatan lari kami di pertandingan yang diwajibkan ini (Ibrani 12 :1-2). Yang sangat perlu kita lepaskan atas dasar keinginan bebas (free will) kita.

Lagi-lagi pandangan orang lain tidak terlalu kami perdulikan, instink yang sudah sangat tidak terkendali membuat kami tidak perduli, dan terus terobsesi mencari dan mencari metoda duniawi yang paling tepat (ternyata memang tidak ada). Pendeta atau konselor yang kami temui sama sekali tidak membantu, juga karena kami sangat frustrasi sampai tidak bisa mendengar pendapat orang lain. Ada baiknya di fase akut, konselor menemani berdoa saja (menjadi teman berdoa).Sampai kami “hit the wall” dan menemukan kapal kami menabrak batu karang. Disaat tidak ada lagi “sisa” kekuatan intelektualitas tenaga mau pun semangat, roh depresi mulai mengintip, maka tangan kami mulai terangkat mengapai mencari Tuhan, disitulah Tuhan Yesus datang mengulurkan tanganNya dan menyentuh kehidupan kami dengan INTERVENSI SPIRITUALnya (Yeremia 33:3, dan Ratapan 2 : 18 dst.). Satu-satunya intervensi yang menjanjikan dan menenangkan serta memberi kepastian.

Sejak saat itu, bertahap tapi pasti Roh Kudus memberi ‘revelation’/ pewahyuan di sepanjang perjalanan yang kami tempuh (Mz 103:7). Uniknya, perjalanan kami tidak ada yang identik, dan sangat spesifik bagi setiap keluarga. Tetapi ada hal yang sama dan pasti ialah perasaan damai sejahtera yang sangat dalam kami rasakan bersama, padahal perjalanan yang kami tempuh masih panjang. Ternyata inilah yang dinamakan tahun-tahun penuh rahmat (Yes 61:,2a) bukan ketika masalah sudah selesai, tetapi bahwa kita sedang berjalan dengan tegap lengkap dengan persenjataan Allah (Efesus 6: 10 dst) menantikan kesembuhan Ilahi, tetapi tetap berjalan di jalan yang benar dan dalam situasi berkemenangan (kultur Kerajaan Allah). Kita tenang karena ada damai dan sukacita dihati, karena hati kita dijagai oleh Tuhan. Kita tenang karena kita yakin kita dikasihi Allah. (1 Yohanes 4: 18). Kita menyadari benar, program yang sedang kita lakukan pada anak-anak kita sesuai dengan Firman Tuhan, tetapi bukan program ini yang menyembuhkan.seperti halnya biji yang ditumbuhkan oleh Tuhan. Lho, pernyataan ini sangat membingungkan. Ya, kita sedang melakukan “active waiting”. (Yesaya 40:31). Kita sedang melakukan ‘bagian kita’ (tentunya kegiatan yang sejalan dengan Firman Tuhan) sambil terus menunggu creative miracle yang murni hanya karena Kasih Karunia Allah Bapa. Jangan lupa, urapan Allah lah yang sedang bekerja untuk porsi yang besar kesembuhan di anak kita, pekerjaan kita yang tampaknya rumit dan melelahkan ini tidak ada apa-apanya dibandingkan pekerjaan Dia. Kesembuhan adalah proses dan bukan event. Kesembuhan adalah work in progress.
Bagaimana kita dapat mengetahui ini semua ? bagaimana kita dapat bukti bahwa yang kita kerjakan ini memang ada dalam rancangan Tuhan dan benar? sebab kita pontang panting mengeluarkan energi yang sangat besar (notabene: ibu melakukan proses pembelajaran di rumah), tetapi tidak pernah merasa kehilangan tenaga / kejenuhan, dan setiap pagi semangat kami selalu baru. (Mz 103:5). Padahal pada waktu kami masih “berjalan di dalam kegelapan” kami begitu pesimistis. Saat ini dilubuk hati kami,tidak ada lagi ketakutan pada masa depan, walau pun kami tidak pernah tahu hari esok seperti apa. (1 Yohanes 4: 18). Keyakinan bahwa si pemilik masa depan adalah Juruselamat kami yang ada di hati, memberi rasa aman yang amat sangat. Kalau pun pikiran negative seperti itu muncul sekali-sekali dengan menggunakan pedang Firman yang kami simpan di hati, kami kembali menegakkan Kerajaan Allah di hati kami. Roh Kudus kami persilahkan untuk menguasai pikiran kami dengan pikiran Kristus. Kami membombardir panca indera kami dengan Firman Tuhan dan puji-pujian, sehingga medan peperangan pikiran kami tidak dikotori oleh pandangan dunia yang sering menakutkan. (Roma 12:2). Ketika pikiran negative timbul, kami me-retrieve Yesaya 54:13 dan SEGERA melakukan sesuatu (biasanya aktif melakukan program pembelajaran anak). Medan peperangan yang adalah pikiran kita, jangan dibiarkan berkembang. Cari pikiran Kristus, lalu kerjakan. Just do it. Setelah beberapa waktu kami menyadari bahwa Yesaya 55: 11 benar-benar terjadi. Dan putera kami bertambah maju karena Firman itu berkuasa. Kami terkagum-kagum (karena dulunya tidak pernah baca Firman) ternyata di ayat 11 B dikatakan yang mengerjakan itu Firman. Aduh memang kami ini terlalu akademis, sehingga pikiran yang timbul adalah “apa mungkin ya, hari gini ?”, tapi segera pikiran iblis itu kami tusuk dengan pedang Firman lain Amsal 3:5, beres sudah. Dan alasan mengapa kami tidak mengalami kejenuhan, sebab sebagian besar pekerjaan didalam tubuh, jiwa anak ini, Firman Tuhan lah yang mengerjakannya. Bagian yang kita kerjakan ternyata sangat amat kecil proporsinya. Hanya karena Allah mengasihi kita, maka kita diberi kehormatan untuk ikut serta dalam karya besarnya yaitu merajut putera kita menjadi seperti apa yang Dia inginkan.

Pada awalnya yang diproses bukan anak, tetapi kondisi spiritual bapak dan ibu. Perubahan total terjadi. Hati kami kembali dipenuhi kasih yang “tanpa syarat” yang berasal dari Roh Allah ketika kami dilahirkan kembali oleh benih surgawi. Titik awal dimulainya pemulihan pada anak ini terjadi ketika ayahnya dapat meniru apa yang dilakukan oleh Bapa di Surga kepada Yesus sesudah dibaptis. Bapa mengatakan Dia berkenan kepada anakNya. (Matius 3:17) Para ayah walau pun mengasihi anak ini lewat perbuatan, juga diminta untuk mengatakan dan menyatakan perasaan kasih mereka. Bukan kasih karena anak berprestasi atau berbuat baik, simply karena mereka adalah anak kita. Ini akan memberi efek yang amat sangat besar dalam proses pertumbuhan semua anak, termasuk anak dengan kondisi autisma. Akan tumbuh perasaan aman dan akan pupus kekuatiran yang selama ini menghantui mereka (Matius 3:17, 1 Yohanes 4: 18).
Tapi proses ini tidak hanya berhenti dititik menerima kondisi mereka saja. Setelah kami menerima, kami mau berusaha bertekun sejalan dengan Firman Tuhan agar anak ini mencapai potensi tertingginya sebagai anak Tuhan (di segala area dalam hidupnya) , dan menemukan serta mencapai “purpose” Tuhan baginya. Sekalipun ini menuntut pengorbanan karir, dan zona kenyamanan kami sebagai ibu mereka. Hal yang terpenting juga (perubahan setelah kami mengizinkan Roh Kudus berkuasa dan mengubah hati kami), seluruh keluarga dipulihkan dan saudara yang normal sekalipun menikmati kehidupan ini. Keajaiban besar terjadi, anak menjadi tenang dan sanggup menjalani program kepatuhan ketika kedua orangtuanya menjadi tenang secara spiritual (anak kami bahkan mengatakan dia bukan anak autis lagi). Dan ketika kedua orangtuanya mempunyai agreement dan menunjukkan kasih yang sempurna. Anak Tuhan ini mulai tenang ibarat tanah yang gembur yang siap di tabur oleh benih-benih pembelajaran. Dan setelah merenungkan peristiwa ini, kami disadarkan oleh Roh Kudus bahwa ini adalah pola dari pengorbanan Yesus. Dia turun dari Surga, mengorbankan kenyamananNya, untuk kepentingan kita yang autistik spiritual (tidak bisa berkomunikasi dengan Allah Bapa karena dosa). Mengapa menjadi sulit bagi kita untuk mengorbankan waktu dalam rangka menyelamatkan putera sendiri? Sementara kronos Tuhan tidak akan kembali, apakah kita dapat menangkap kairos Tuhan ?

Mulai dari mana ? itu pertanyaan yang akan timbul ketika presentasi ini berakhir. Jawabannya , selidiki hati, apakah Yesus sudah menjadi juruselamat di hatimu, dengan sungguh. Bila belum, berdoalah, siapa pun anda, jika anda seorang manusia, anda berhak mendapat kasihNya, jika anda rela membuka pintu hati. Tidak perlu syarat apa saja, sebut namanya dan persilahkan Dia masuk menjadi penyelamat hidupmu. Minta Dia mengampuni dosa anda sebutkan karena Dia sabar menanti (1 Yohanes 1:9) dan beban anda akan ringan. Lalu minta Dia dalam bentuk Roh Kudus memimpin hidup anda sejak sekarang. Maka pewahyuan demi pewahyuan akan anda alami, dan nikmatilah hidup yang penuh dengan proses pendidikan dari Nya yang adalah guru terbaik (1 Yohanes 2: 20, 27). Setelah itu kembalikan suka cita yang tercuri dari anak dan anda, dan Mazmur 37:4 adalah janji pertama yang bisa anda katakana dan claim. Selanjutnya ? nikmatilah hidup berkemenangan sebagai anggota kerajaan Surga. Segera cari pendidikan tentang Firman Tuhan yang akan melakukan pengajaran yang benar, saran kami : SEKOLAH DOA PELANGI (lihat brosur yang dibagikan). Mengapa ? karena ini bukan aliran baru, tetapi sekolah ini punya visi memperlengkapi putera puteri kerajaan Allah dengan pengetahuan yang benar tentang Firman Tuhan. Samasekali tidak berorientasi kepada denominasi tertentu, atau pun money oriented, murni Alkitabiah. Kiranya anda menemukan kasih mula-mula kepada Kristus di tempat ini, seperti halnya kami.

The turning point :

Tetapi, baiklah kami mengatakan hal terpenting yang terjadi pada titik awal “the turning point” kami ini. PERTOBATAN . Entah itu berbentuk upacara pelepasan, baptis selam, baptis Roh seperti yang dikerjakan oleh beberapa diantara kami, atau pun tidak melakukan pembaptisan ulang tetapi pengakuan dosa serta pelepasan. Yang paling penting adalah pertobatan dan pengajaran (discipleship). Keterbukaan adalah awal dari pemulihan (Yakobus 5:16). Pengakuan dosa dan hidup berbalik dari kebiasaan yang buruk dan tidak melakukannya lagi (hidup berbalik 180 derajat). Berpikir dengan pola pikir Kristus, dan hanya mengisi pikiran dengan Filipi 4: 8. Dan setelah ini sadar benar akan 2 hak orang “percaya”:
1) Hak untuk berubah (right to change)
2) Hak untuk bertobat (right to repent )
Mohon diperhatikan bahwa ini adalah HAK. Bukan sebuah kewajiban. Hak yang setiap waktu dapat digunakan. Baru setelah memberi diri dibimbing Roh kami mengerti bahwa perbuatan baik atau kerajinan kami selama ini, tidak menyelamatkan. Kita mendapatkan semua kebaikan Tuhan (termasuk kesehatan yang tetap ada pada saudara-saudara anak ini, dan orangtuanya) hanya karena kasih karunia. Tetapi ini bukan berarti kita tidak melakukan kebaikan kepada orang lain. Kebaikan yang kita lakukan didalam batas kemampuan kita adalah sebagai tanda PENGUCAPAN SYUKUR atas kasih karunia penyelamatan ini. Bukan untuk mencari pahala dan barter dengan kesembuhan anak kita, karena kebaikan manusia walau sempurna sekali pun adalah ibarat baju yang compang camping dibandingkan dengan kebaikan Tuhan Allah kita. Percaya dulu baru melihat. Sering kelihatannya terlalu simple sehingga sulit bagi orang jebolan akademis untuk percaya, Puji Tuhan kami sudah dipindahkanNya dari zaman kebodohan itu.

Konsep penyakit (iman Kristen) :

Penting sekali mengerti komponen manusia dalam hal ini, yaitu kita terdiri dari roh, jiwa dan tubuh. Kita yang sudah lahir baru punya guru yang terhebat di dalam roh manusia kita (1 Yohanes 2: 20 dan 27). Roh adalah bagian yang berhubungan dengan Tuhan Allah, persepsi pengertian dan bijaksana serta Kasih tak bersyarat ada di komponen ini. Jiwa adalah komponen manusia yang menentukan (keinginan bebas) emosi dan juga intelejensia . Tubuh adalah bejana atau bait suci Allah, yang terdiri dari sel, system, yang semua ini dikepalai oleh otak. Cedera otak ada pada otak, bukan di roh maupun jiwa, jadi sangat amat parah kalau kita meragukan anak anak ini mengerti atau tidak semua yang terjadi di sekelilingnya, termasuk perkataan kita tentang dia. Karena otak yang cedera, persyarafannya tidak dapat berfungsi menggerakkan otot-otot wajah, ekspresi mata dlsb, bahkan ada yang tidak bisa berekspresi dengan suara. Yang berekspresi dengan suara pun tidak mengutarakannya seluwes anak-anak typical. Tentunya kita berupaya merehabilitasi ini, tetapi jangan kita menganggap mereka tidak bisa mengerti hanya karena mereka tidak bisa mengekspresikannya.

Jika anda menghadapi konsultan psikolog , dokter atau psikiater, pergunakan kebijaksanaan Allah, karena mereka tidak mengenal istilah ini. Di dalam pengajaran ilmu jiwa, roh sering disebut alam bawah sadar.
Penyakit dalam iman Kristen terjadi bila ada pelanggaran Hukum Tuhan (Ulangan 28: 58-62), yang dapat dirangkum dalam hukum utama : Kasih pada Tuhan, diri sendiri dan sesama. Tetapi darah Yesus (kiranya kita tahu mengaplikasi kuasa darah ini) yang sudah membebaskan kita dari kutuk ini.

Kita sering berlagak legalistik dan berkata, aku tidak berdosa karena 10 perintah Tuhan sudah kulaksanakan. Memang Tuhan selalu memoles kehidupan kita, kemungkinan besar, karena dekatNya Tuhan kepada seorang pribadi, Dia memperlakukan orang tersebut berbeda dengan orang lain. Mendekatlah kepadaKu maka Aku akan mendekat kepadaMu. Itu berarti juga, dia ingin kita semakin sempurna seperti Kristus. Sehingga Tuhan lebih dalam lagi mau membersihkan kita dari dosa-dosa yang tidak terlalu tampak / menonjol seperti mencuri, membunuh, dlsb. Mungkin dosa yang Dia mau bereskan, tidak kita anggap sebagai dosa. Misalnya , kesombongan di hati kecil kita, kita merasa lebih baik secara spiritual dari pada suami kita. Atau secara halus, dan hanya di dalam hati, kita merasa semua kesuskesan kita adalah karena kepandaian kita. Anehnya ini bisa keluar dalam bentuk, kita tidak samasekali melibatkan suami dalam proses pendidikan anak dengan kondisi autisma. Sekilas terlihat seperti “mulia” karena suami tidak perlu direpotkan atau cukup cari biaya. Tetapi Tuhan adalah Allah yang menyelidiki hati dan pikiran. Tuhan tahu, dasarnya bukan wanita penolong, tapi wanita yang tidak percaya pada kemampuan mendidik dan spiritual suami, sehingga walau tampak lembut dan bersahaja, kita mungkin saja berdosa jauh di lubuk hati. Memutuskan pengobatan dan sebagainya tidak bertanya kembali kepada suami, adalah hal biasa di dunia autisma. Dan ini mungkin adalah salah satu yang ingin Tuhan perbaiki, karena hatiNya terpikat pada kita, dan Dia tidak mau kita terhilang. Ingat tujuan utama ialah tidak ada seorangpun dari kita yang tertinggal ketika Yesus menjemput diawan-awan.

Sehingga dalam urut-urutan yang benar kami memohon ampun dosa (yang hanya mungkin lewat iman percaya pada Yesus Kristus). Kami memohon ampun dosa kepada Tuhan karena kami pernah meragukan kuasa dan kebaikan Nya. Misalnya saja kami sering tertipu iblis yang menaruh pikiran salah ketika mengartikan “jadilah kehendakMu”. Karena bodoh dan tidak pernah mencoba mengerti Alkitab kami percaya dengan pendapat umum di kalangan Autisma bahwa Tuhan menghendaki situasi ini jadi kita menerima dan pasrah saja, dan menikmati hidup (lari dari kenyataan). Lalu kami memohon ampun karena kami mempunyai kebencian pada diri sendiri, merasa bersalah dan tidak mencintai diri kami, serta menghukum diri. Kami juga memohon ampun dosa karena kehilangan kasih pada orang sekitar kami, suami dan saudara-saudara anak ini. Dan yang jangan dilupakan dan amat sangat penting ialah : meminta maaf kepada anak kita yang dalam kondisi autisma ini, atas semua tindakan kami yang tidak pantas pada mereka. Seperti kami menganggap mereka tidak mengerti apa-apa, kami tidak memberi banyak waktu kepada mereka, kami tidak berusaha mengerti dan berkomunikasi karena kami pikir mereka tidak mampu. Lho ? memangnya mereka mengerti ? (lihat tulisan ibu Hanny tentang fakta ilmiah kondisi autisma- dan apendiks 2). Rekonsiliasi ini sangat amat penting. Langkah berikut kami juga menangani kepahitan yang terpendam terhadap orang lain. Pelepasan yang kami alami masing-masing adalah langkah yang sangat penting dalam menentukan percepatan kemajuan keadaan putera kami. Setelah ini proses restorasi dapat dimulai. Jangan lupa pelepasan terus terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Sama saja dengan proses mandi, menyapu, dlsb. Ini terjadi dengan rutin membaca Firman. Anda dapat memakai makalah ini sebagai ajang buka Alkitab kembali, turunkan setiap ayat dan baca ulang serta renungan. Firman sangat berkuasa, dan itu akan melepaskan anda dari kuasa kegelapan. Bombardier panca indera anda dengan Firman niscaya anda akan memiliki pikiran Kristus. Anda tidak perlu menelan pil penenang lagi. Puji Tuhan anak-anak kami tidak ada yang mengkonsumsi obat penenang apa pun, hanya dengan menekuni Firman setiap hari, mereka tidur dengan nyenyak. Pelepasan besar juga diperlukan, ibarat detoksifikasi mercury dan timbal pada anak kondisi autisma. Beban berat perlu dilakukan kelasi yang tepat, sehingga tubuh bisa berfungsi kembali. Dosa yang merintangi juga kita buang, tetapi kelemahan daging setiap hari kita perjuangkan agar kuat dengan pembacaan Firman.

Atas dasar ini kami ingin berbagi. Walau pun kami pernah mengecap pendidikan di tingkat akademis, tapi ternyata segala titel dan gelar kami ini, tidak dapat membawa kami ke kesembuhan total kondisi autisma. Sampai kami semua mendudukkan posisi kami sekeluarga di tempat yang tepat (righteous = have the right to stand with God) yaitu lahir baru, menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi, dan punya hati yang rela dibentuk. Sejak saat itu, Allah Bapa baru dapat mengoperasi hati kami, mengubahnya dari hari ke hari, dari kemuliaan ke kemuliaan berikutnya. Setiap kami jatuh, kami diingatkan untuk mengakui kesalahan dan terus bangkit untuk berubah setiap saat sehingga pikiran kami menjadi seperti Kristus. Anehnya cara dunia menyelesaikan masalah Autisma ialah dengan mengutak atik anak. Autisma ternyata hanyalah suatu tipuan iblis yang bersifat sementara!!!!!! Tetapi strategi Roh Kudus ialah mengubah hati kedua orangtuanya, sebab Allah tidak mengubah lingkungan tapi dia mengubah hati kita, sehingga patuh dan beriman. Tanpa iman percaya kepada Yesus Kristus anak ini sangat tidak mungkin untuk disembuhkan, Allah Bapa tidak bisa menyalurkan segala berkat yang ingin Dia curahkan. Iman adalah saluran, dan perbuatan kita yang didasari iman kepada Firman yang diwahyukan, penuh kuasa. Perlahan tapi pasti, restorasi terjadi.

Apa yang dapat dilakukan untuk anak-anak ini?

Seperti perumpamaan tentang seorang penabur di Markus 4:11 dikatakan …”kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah”, dan kemudian di ayat 14 “Penabur itu menaburkan firman.” Lalu diceritakan kondisi-kondisi apa yang dapat terjadi berdasarkan tempat firman itu ditaburkan sehingga firman itu tidak berbuah. Tetapi di ayat 20 “Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali, ada yang enam puluh kali lipat dan ada yang seratus kali lipat.”

Hal yang sama juga berlaku bagi anak-anak ini, jika kita menabur firman di dalam diri anak-anak ini kondisi apa yang dapat menyebabkan tanah yang mereka miliki baik sehingga mereka dapat mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah?
Jawabannya adalah keadaan tubuh yang sehat, dan jiwa yang sehat pula sehingga roh mereka dapat menyambut benih firman dengan baik lalu berbuah berlipat kali ganda.

Kami akan sharing juga sekilas temuan-temuan biomedis anak-anak dengan kondisi autisma untuk pengetahuan anda. Banyak studi akhir-akhir ini menemukan bahwa anak-anak dengan kondisi autisma ditemukan banyak yang mempunyai masalah fisiologis dalam hal-hal sbb.:
1. Kesulitan mencerna casein (protein yang ada di susu) dan gluten (protein yang ada di gandum) menjadi asam amino. Akibatnya jika mereka memakan bahan makanan yang mengandung gluten atau casein hanya dipecah sampai gugus peptida berupa caseomorphin dan gluteomorphin. Bentuk-bentuk peptida ini merusak lining dinding usus, dan jika dari darah lewat blood-brain barrier berakhir di otak akan bereaksi dengan reseptor opiat di otak, sehingga berefek menyerupai opiat seperti heroin ataupun morphin. Pikiran anak seperti “berkabut” atau halusinasi. (diambil dari Biological Treatments for Autism and PDD, William Shaw, PhD, 2002, hal 81).
2. Ditemukan tingginya temuan kadar logam berat terutama merkuri dan lead (timbal) baik di dalam darah maupun dari hasil tes rambut anak-anak dengan kondisi autisma. Dicurigai merkuri berasal dari vaksin MMR yang sampai beberapa tahun lalu masih mengandung thimerosal (50% etil merkuri). Gejala keracunan merkuri amat mirip dengan gejala autisma misalnya perilaku stereotip yang khas, keterlambatan wicara, masalah sensori, jinjit bila berjalan, perilaku menyakiti diri sendiri, kelainan gastrointestinal, dan kerusakan kognitif (diambil dari Biological Treatments for Autism and PDD, William Shaw, PhD, 2002, hal 114).
3. Yeast overgrowth (jamur di saluran pencernaan yang berlebihan jumlahnya) sehingga menyebabkan kurangnya jumlah bakteri baik dan juga menyerang dinding usus.
4. Food intolerance/sensitivity/alergi terhadap bermacam-macam jenis makanan, selain itu ditemukan juga autoimmune problem sampai di otak anak-anak ini yang kesemuanya merupakan saling keterkaitan antar masalah 1-3.
5. Juga natural detox pathway yang seharusnya berfungsi untuk secara alami secara berkala mengeluarkan toxin dari tubuh tidak berfungsi dengan baik, sehingga akumulasi heavy metal, dan toxin-toxin lain terjadi.
6. Cedera otak erat hubungannya dengan kurangnya suplai oksigen.

Anak-anak yang terlihat normal secara fisik ini ternyata keadaan tubuhnya sama sekali tidak sehat. Banyak anak-anak ini sering infeksi saluran pernafasan, tidak bertambah berat badannya selama beberapa tahun, di samping itu mereka karena masalah sensorinya cenderung stres, was-was, diliputi ketakutan akan bermacam hal sehingga menambah beban sistem imun tubuh. Jika mereka makan makanan yang mengandung gluten, casein, atau makanan yang mereka sensitif/alergi maka efek sering terlihat baik secara fisik maupun perilaku yang tiba-tiba memburuk misalnya: tantrum, emosi tidak dapat terkontrol, agresif kadang menyakiti orang lain atau diri sendiri, berperilaku yang aneh-aneh, sulit tidur dll. Wow, bagaimana cara menanganinya? Maka kemudian di anak-anak ini dianjurkan untuk menghindari makanan yang mengandung casein, gluten, makanan-makanan yang mereka tidak dapat mencerna dengan baik/sensitif/alergi, mendapat treatment mengeluarkan heavy metal, mendapatkan obat untuk mematikan jamur yang tumbuh berlebihan, diberikan infus immunoglobulin (IVIG) untuk memperkuat sistem imun, diberikan suplemen vitamin dan mineral dll dll……..di samping terapi-terapi lain yang sangat intensif. Hasilnya: beberapa anak dapat “normal”, selebihnya biasa ada perbaikan perilaku dan kesehatan serta kemajuan di bidang kognitif, sensori, dll. tetapi sering kali perubahan biasanya tidak terlalu drastis.

*Prinsip-prinsip berikut ini pada saat ini kami rasakan sebagai hal-hal penting yang telah Tuhan tunjukkan mengenai cara penanganan kesehatan dan nutrisi anak-anak ini lewat lewat studi di bidang nutrisi dan biomedis, konsultasi dengan para ahli di bidang biomedis, pengalaman menjalankan program dengan anak kami (Kolose2: 2-3). Resources yang berharga dari seminar Pastor Henry Wright “Be in Health” dan bukunya “More Excellent Way” juga prinsip Health and Wellness yang alkitabiah berdasarkan God’s Health Plan dari buku Jordan Rubin berjudul “The Great Physician’s Rx”. Setiap anak tentu agak berlainan kebutuhan nutrisinya, ada baiknya jika memungkinkan berkonsultasi dengan ahli nutrisi dan gizi.

Roma 12:1 “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”
Tubuh kita adalah pemberian Tuhan. Merawat pemberian adalah cara kita menunjukkan respek kepada yang memberi dan adalah cara bagi kita untuk beribadah dan menghormati Allah Pencipta kita. Apa yang kita lakukan dengan kehidupan dan tubuh kita harus timbul dari keinginan untuk beribadah kepadaNya.
1 Korintus 3:16 “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?”

Rex Russel, M.D., pengarang “What the Bible Says About Healthy Living” membuat suatu daftar yang diambilnya dari alkitab mengenai:
3) makan makanan hanya yang diciptakan Tuhan untuk dimakan
4) dalam bentuk yang sehat bagi tubuh – sedekat mungkin dengan wujud aslinya
Kendengarannya mudah, tetapi penerapannya memerlukan pengorbanan. Di antaranya dibahas Ulangan 11 mengenai binatang-binatang yang boleh dan tidak boleh dimakan. Misalnya: ternyata memang binatang seperti babi karena kebiasaannya yang tidak higienis, juga pencernaannya yang mirip manusia dan bukan binatang memamah biak di kemudian hari kita ketahui bahwa banyak parasit seperti cacing pita dan penyakit lain yang dapat disebabkan dari konsumsi daging babi.

Kami sangat menganjurkan untuk memberikan nutrisi yang sehat dan seimbang sesuai bagi anak-anak ini termasuk memperhatikan cara pemasakannya. “Eat to live, not live to eat.” Nutrisi yang sehat dan seimbang menunjang pertumbuhan dan perkembangan otak yang sehat. Nutrisi yang buruk dapat menghambat atau merusak perkembangan sel-sel dan jaringan di otak. Seperti apa bentuk nutrisi sehat bagi anak autisma?
Pada awalnya, karena beban sistem imun biasanya intervensi nutrisi di awal seperti:
1. Berikan makanan yang bervariasi. Hindari makanan yang mengandung gluten (wheat products) dan casein (dairy/milk products).
2. Setiap waktu makan harus ada sumber-sumber protein, karbohidrat, fat (lemak) dan sayur-sayuran yang sehat (healthy). Berikan buah-buahan sebagai snack atau desert.
3. 20-30% kalori berupa protein, 40-50% kalori berupa karbohidrat + sayuran + buah-buahan, 30% kalori berupa lemak. Kebutuhan kalori dan jumlah persen protein, karbohidrat dan lemak berbeda-beda bagi setiap anak tergantung berat, tinggi, rate pertumbuhan anak dan apakah anak banyak melakukan olah raga atau tidak.
4. Berikan suplementasi vitamin dan mineral berdasarkan kebutuhan anak (konsultasi dengan dokter yang mengerti bidang ini dan mengerti mengenai anak dengan kondisi ini). Mungkin perlu diingat memberi multivitamin, calcium yang cukup juga mineral lain seperti magnesium dan zinc. Sebagian anak juga memerlukan bantuan enzim untuk mencerna makanan. Probiotic (bakteri baik) akan sangat berguna bagi kesehatan saluran pencernaan dan memperkuat sistem imun.
5. Buah-buahan merupakan sumber gula sederhana yang cukup (rotasi pemberian buah-buahan). Eliminasi semua jenis gula, termasuk madu, sirup, corn syrup, fructose, jams, jelly, candy, chocolate dan artificial sweetener seperti aspartame, saccharin dll.
6. Sayuran, ikan-ikanan dan daging adalah sumber garam yang cukup. Eliminasi atau kurangi drastis pemakaian garam, hindari makanan yang sudah diproses dan dijual dalam packaging, makanan yang mengandung sodium nitrit seperti ham, bacon, sosis, dan sejenisnya. Baca label jika membeli makanan.
7. Lakukan diet rotasi. Rencanakan pemberian makanan dalam jenis yang sama hanya berulang 4 hari sekali. Contoh: rotasi sumber protein, jika mengkonsumsi ayam pada hari Senin, daging sapi hari Selasa, ikan hari Rabu, domba hari Kamis, maka baru hari Jum’at paling cepat dapat mengkonsumsi ayam lagi. Jangan lupa juga untuk merotasi sumber karbohidrat seperti nasi, sayuran dan buah-buahan. Misal: hari Senin nasi, Selasa kentang, Rabu ubi, Kamis kacang merah dll. Lemak yang sehat juga dirotasi, dapat diberikan dalam bentuk kacang-kacangan (asal bukan kacang tanah) seperti almond, macadamia, mede atau dalam bentuk minyak seperti virgin coconut oil, flax oil, cod liver oil, olive oil dll.
8. Jenis-jenis makanan yang termasuk golongan “most allergenic” adalah produk dairy, gandum, citrus – jeruk-jerukan, soy, kacang tanah (peanut), tomat, pisang dan jagung. Sebaiknya jenis makanan tersebut dihilangkan dulu dari konsumsi anak, dan kemudian diberikan kembali secara perlahan setelah beberap bulan (mungkin setiap minggu 1 jenis) ke dalam diet anak untuk dilihat reaksinya apakah anak terlihat perubahan dari segi perilaku, atau efek neurologis.
9. Cara pemasakan sangat penting. Untuk anak yang masih sulit mengunyah, banyak anak-anak ini mengalami masalah jika makan kurang mengunyah dan langsung ditelan, maka ada baiknya makanan dikukus/ditim atau dimasak menggunakan crockpot agar nutrisi mudah diserap tubuh. Hindari menggoreng (deep fried) karena trans fat yang dihasilkan sangat buruk untuk pertumbuhan sel-sel tubuh dan menyebabkan membran sel menjadi rigid/kaku. Stir frying (mengeca/oseng-oseng makanan), baking (memanggang) masih diperbolehkan asal jangan sampai gosong/charred. Hindari memberi makanan yang dibeli di restoran karena banyak kemungkinan mengandung penyedap makanan, atau bila menggunakan minyak kita tidak tahu jenis minyak yang dipakai.
10. Berikan juga lingkungan yang bersih (udara, air diperhatikan) untuk mengurangi beban bagi sistem imun. Apa yang kita makan, minum dan udara yang kita hirup sangat mempengaruhi fungsi otak .
11. Konsumsi air minum atau jus yang fresh dalam jumlah cukup dan tidak berlebihan. Jumlah kira-kira 800 ml-1 liter/hari, kecuali jika sesudah exercise dan banyak mengeluarkan keringat dapat ditambah 200 ml/30 menit exercise. Mengkonsumsi air terlalu banyak (2-3 liter atau lebih) pada anak dengan brain injury dapat mengakibatkan “swelling” di otak karena banyaknya cairan di sekeliling otak (kecuali bila cuaca terik, demam, muntah atau diare – maka harus menggantikan semua cairan untuk mencegah dehidrasi). Sering didapatkan anak haus berlebihan karena mengkonsumsi garam terlalu banyak.

* Jangan pernah berkompromi dengan memberikan terapi-terapi atau penanganan medis yang tidak biblical. Dalam setiap step konsultasi dulu dengan Bapa di surga dan tanyakan jalan yang harus ditempuh. Memilih makanan juga minta bantuan Roh Kudus menunjukkan bahan makanan apa yang harus dibeli, dimasak dll. Jangan menempuh jalan yang memakai pengetahuan kita sendiri dan lalu baru minta Tuhan untuk merestui jalan yang sudah dipilih kita. Semua penanganan yang kita tempuh harus sejalan dengan kehendak Bapa di surga.

Jika anak sudah terbiasa makan makanan yang sehat, maka biasanya mereka cenderung hilang craving hanya ingin makanan jenis tertentu saja seperti roti, susu terus menerus, crackers atau wafer dll. Jangan merasa kasihan jika anak tidak makan “junk food” lagi. Banyak anak-anak ini pada awalnya belum mempunyai kemampuan untuk memutuskan dengan baik apa yang diperlukan bagi kesehatannya dan mulai cenderung hanya mau makanan jenis tertentu saja dan jika dibiarkan berlarut-larut akan semakin sulit. Tugas orang tua untuk mengajarkan kepada anak kebiasaan makan sehat yang baik baginya. Sama halnya kita memilih film-film ataupun buku-buku yang boleh/tidak boleh ditonton/dibaca, tugas kita juga untuk memberikan yang terbaik bagi tubuhnya. Segala sesuatu yang kita makan akan digunakan untuk pertumbuhan/pemulihan sel-sel tubuh dan otaknya, jadi ada baiknya hanya nutrisi terbaik yang kita berikan bagi tubuh dan otak yang sudah mengalami begitu banyak masalah. Setiap daya upaya dikerahkan agar nutrisi yang mencapai otak dapat mendukung usaha restorasi dan pertumbuhan sel-sel baru yang sehat di bagian otak yang cedera.

Ketika anak sudah mulai lebih sehat secara fisiologis, ditambah dengan olah raga yang bermanfaat bagi tubuh dan perkembangan otaknya, maka sistem metabolisme dan natural detox pathwaynya termasuk alergi membaik, heavy metal dapat dikeluarkan oleh mekanisme natural, masalah jamur tidak berulang-ulang timbul kembali. Di samping itu diajari membaca agar dapat diberikan asupan-asupan yang berguna untuk meningkatkan intelijensia dan pengertiaannya, diajari disiplin dan tanggung jawab. Puji Tuhan, tanah yang gembur dan baik siap untuk disirami dan dipupuk dengan doa, pengurapan, confessions, diajari penyembahan dan beribadah, didampingi pemberian pelayanan yang berdasarkan kehendak Allah, melakukan Firman Tuhan dengan didasari iman, maka Roh Kudus akan bekerja dan anak akan dipulihkan secara progresif semakin hari semakin sempurna semakin seperti Yesus. Amin.

Lihat apendiks 1 (INTERVENSI SPIRITUAL)

Renungan Penutup : Apa yang dapat dilakukan oleh Konselor dan orangtua ?

Memandang kondisi autisma dari sisi spiritual dapat memberi harapan besar. Tapi ini sangat bergantung pada tingkat pengenalan kita terhadap Allah Bapa. Jika kita tidak mengaminkan bahwa Yesus adalah Penasihat yang ajaib dan “meniru” kelembutanNya, mungkin lebih baik kita menjadi pendoa syafaat yang tangguh bagi keluarga ini. Seorang majelis datang ke rumah keluarga yang menghadapi tantangan autisma, berdoa di depan anak ini dan berkata tentang dosa keturunan dan sebagainya. Anak ini sudah membaca beratus buku termasuk hafal seluruh isi Alkitab, dan dapat mengetik dalam bahasa Inggris yang sangat canggih. Hanya karena belum punya kemampuan ekspresi, majelis yang melihatnya dengan mata fisik, tidak tahu bahwa anak ini amat sangat mengerti. Seakan majelis ini tidak punya telinga dan percaya ketika mamanya menceritakan tentang kemajuan anak ini.. Ketika majelis pulang anak ini mengetik : “suasana hati ku jadi resah mendengar doa teman mama, dengan tidak tahunya dia membuat aku tidak simpatik”. Apakah kita akan menjadi orang yang diurapi Allah seperti Yesaya 61, atau kita berdoa seperti orang yang menyindir dan hadir di rumah orang yang sedang kebingungan dan menjadi bom waktu. Jika orangtua anak tersebut belum mengatasi fase akut (lihat apendiks 3) maka kericuhan akan terjadi, dan dapat dipastikan orangtua lari dari gereja. Bukankah gereja adalah tempat mengadu dan mencari Kristus ? perhatikan fase yang ada pada orangtua dan tanya Tuhan hal apa yang harus anda doakan, apakah di depan atau pun dari kamar doa anda. Konselor atau pengerja gereja jangan hanya memikirkan kuantitas pelayanan, tetapi kualitas pelayanan sangat penting dan mempelajari karakter Kristus serta melakukannya sangat hakiki karena Dialah The Wonderful Counselor.

Di Markus 4:31-32 Hal Kerajaan Surga itu serupa biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.”
Biji sesawi terkecil è pohon terbesar? Kalau biji yang sangat kecil dapat ditumbuhkan Tuhan dengan sangat ajaib jadi pohon besar, itu pun gambaran serupa dengan kondisi autisma pada anak, yang kita persilahkan Tuhan turun tangan. Tentu dengan persyaratan penebusan Yesus, dan karya penyembuhannya yang berupa proses bukan event.
Prosesnya murni pekerjaan Tuhan (Markus 4:27), tugas kita menanam benih biji sesawi di tanah yang baik, menyiram, memberi pupuk lalu “wait on the Lord” yang akan menumbuhkan sama seperti Paulus menanam, Apolos menyiram, Tuhan menumbuhkan. Jadi ada bagian di mana kita menanam Firman, menyiram dengan iman dan “bertekun” mengerjakan sesuai dengan kehendak dan rencana Bapa, berdasarkan Firman, sehingga Roh Kudus dapat bekerja dan menolong kita. Semua yang kita tanam baik Firman Tuhan, contoh perbuatan baik kita, sampai program terapi, sesungguhnya sangat kecil porsinya dibandingkan pekerjaan besar menyembuhkan anak ini yang sedang dilakukan (on going process) oleh Tuhan. Bagian kita sungguh kecil. Tetapi kebodohan kita dapat menghancurkan segala pekerjaan Tuhan, seperti halnya kata yang keluar dari mulut kita. Tanpa kita sadari, perkataan negative seperti, ya kalau anak kita nggak bisa sih, dia nggak smart dlsb. Semua yang sedang dipersiapkan Tuhan tidak bisa berjalan jika kita tidak memberi atmosfir IMAN. Tuhan sudah memberikan FirmanNya tentang ini di Markus 11: 23 -27. Sebaiknya orangtua mengerti benar otoritas sebagai orangtua, bahwa kata yang keluar sangatlah powerful dan penuh kuasa. Hanya orang yang tidak bijaksana yang meruntuhkan bangunan dengan mulutnya. Lidah kita bisa menentukan arah perjalanan perbaikan anak ini, apakah menuju perbaikan sejati atau ke kehancuran. Endurance atau ketekunan akan menjadi factor yang menentukan dalam masa inkubasi iman. Jangan sampai Tuhan membangun kembali reruntuhan puing kita dan ditengah jalan kita menghancurkannya dengan kata-kata negative dan tindakan konsultasi ke dukun atau metoda yang mengandalkan kekuatan roh manusia. Jika itu tindakan ilmiah, dengan discerning yang kuat, masih lebih baik kita lakukan karena sumber segala pengetahuan adalah Tuhan (Kolose 2:2-3) tapi seperti kaum Barian di Alkitab, kita diminta untuk merenung dan menguji ulang apa yang dikatakan orang lain, khotbah sekali pun dan Tanya Tuhan kebenaran dan maksudnya bagi kita pribadi.

Mujijat terus terjadi pada anak ini bila kita sebagai orangtua dan konselor yang mendampingi memastikan bahwa mulut dan hati kita menyediakan lapangan Iman bagi Tuhan untuk bekerja. Jangan biarkan anak kita diasuh oleh orang yang tidak patuh dan meragukan kemampuannya. Apakah penjaga anak kita selalu harus beragama Kristen? Pengalaman kami, tidak. Kalau penjaga anak yang lahir baru rendah hati dan mau diajar kami setuju. Lebih dari itu, otoritas ada di orangtua. Kadang beragama Kristen tapi tidak bertumbuh dan tidak tahu Firman serta mempertanyakan kesembuhan malah membuat batu sandungan. Bahkan putera kami dapat menjadi kesaksian bagi penjaga-penjaganya yang belum mengenal Juruselamat kita. Orangtua sebaiknya menjadi kepala proyek pendidikan mereka, bila ada orang yang membantu, biarlah mereka membantu dengan porsi tertentu. Tanggung jawab moral, spiritual sebaiknya tidak didelegasikan kepada terapis mau pun guru. Sebab secara alkitabiah, kitalah (orangtua) yang mempunyai kewajiban mendidik (Ulangan 6:7). Ini berlaku bagi semua anak kita.

Pastikan secara spiritual kita melakukan detoxifikasi dalam diri orangtua dan saudara dari anak ini. Pelepasan menurut pengalaman kami sangat menolong. Jelas penyakit bukan kehendak Tuhan, tetapi penyakit adalah konsekuensi dosa. Segera akui, dan lepaskan sehingga tidak menjadi beban. Tidak perlu menjelaskan pada orang banyak mengapa ini maupun itu, lakukan pelepasan agar pertandingan menjadi ringan. Darah Yesus tersedia untuk pengampunan, tetapi kita harus mengakuinya sebagai Juruselamat. Terlebih di Yakobus 5 :16 “karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” Jadi jangan berhenti di issue dosa atau bukan dosa. Katakan ya ini karena dosa, akui, berbalik dan bertobat.(1 yohanes 1:9). Tapi, saya sudah melakukan semuanya dan keadaan ini belum berubah. Selain menunggu, kita simak juga 2 Timotius 2 : 24-26. ternyata kita sering berpikir, kenal Yesus pasti tidak akan kena kutuk dan penyakit. Jika kita percaya Yesus tetapi tetap berdosa, dan tidak melakukan 1 Yohanes 1:9 dan secara habitual melakukan dosa seperti self hatred, self pitty, Fear, dan sebagainya kita tetap akan jatuh ke keadaan sakit. Karena kita tidak menggunakan kuasa darah Yesus untuk hidup dalam damai sejahtera yang akan membuat kekacauan system di dalam tubuh biologis kita, dan itu tertanam dalam memory jaringan. Sama halnya dengan tekanan yang kita berikan pada anak penyandang autisma lama kelamaan system dalam tubuhnya kehilangan keseimbangan karena tidak ada sukacita sejati dan kasih.

Kita akan selalu diombang ambingkan iblis, maka hidup kita ada dalam keseimbangan dinamis. Kalau fisik kita lemah, biasanya serangan iblis mudah masuk. Kita bergeser antara minder, penyalahan diri, dan marah serta kepahitan kepada orang lain dan mencari kambing hitam. Oleh karena itu kita perlu menjaga hati dengan Firman Tuhan. Ngerti tidak ngerti baca saja dulu, maka seperti computer data base kita akan diisi penuh oleh Firman karena Firman adalah makanan roh kita. Firman yang kita tanam di dalam hati akan menimbulkan memori jaringan baru yang akan mempupuskan memori jaringan yang sebelumnya ditimbulkan oleh kerajaan setan yaitu takut, malu dan kebencin. Jiwa kita mungkin tidak mengerti Firman bahkan mengantuk, tapi baca saja terus keras keras, karena telinga kita akan mendengar dan roh kita akan menumbuhkan iman karena pendengarannya. Beri makan jiwa kita dengan musik dan bacaan yang sejalan dengan Firman Tuhan.. Dan pada saatnya Roh Kudus (1 Yohanes 2: 20, 27) akan memberi pewahyuan yang tepat akan hal yang kita hadapi, sehingga keseimbangan kita tetap terjaga. Sebab Guru kita ini hanya dapat mengajar bila bahannya sudah pernah di insert lewat baca Alkitab. Buat diri haus akan pengajaran Firman Tuhan yang sangat mendasar. Sebab ada orang yang sembuh dari penyakit tanpa di doakan orang lain, hanya karena dia mengakui dosanya yang berhubungan dengan penyakitnya dan berbalik mencari Tuhan. (contoh dari buku more excellent way).

Yang penting seperti yang Yesus katakan kesembuhan anak ini adalah kemuliaan bagi Tuhan. Tapi Tanya diri, apa tujuan Tuhan sudah tercapai? Karena tidak sedikit, lewat kondisi anak ini orangtuanya menjadi sangat mengenal Tuhan. Kalau ini berarti ibu harus meninggalkan karir dan keluar dari zona kenyamanan (seperti yang terjadi pada kehidupan semua wanita Tuhan di Alkitab), janganlah kecil hati, baca dan renungkan Kolose 3 : 23. Kami sudah sampai pada kesimpulan, seharusnya kami berterima kasih karena Tuhan mau memakai kami sebagai mitra kerjanya dalam mewujudkan purpose pada anak-anak kami ini. Bukan lagi menangisi, walau air mata kami masih terus bercucuran seperti ketika membaca puisi Jason putera Ir. Dra. Viviana Wibawa, dan Daniel putera Hanny Gunawan Prasetya, dan Ben putera dr. Kurniati Tanjung Ihromi Sp.KO (di apendiks 2).

Sebuah gambaran anak Allah :
Andro putera dari Dra. Elina Br. Panggabean yang beberapa waktu lalu ayahnya yang sangat dalam Tuhan, dipanggil kembali ke pangkuanNya, lahir kembar. Perkembangan spektakuler terjadi dalam kehidupannya karena mama dan papanya benar-benar mengikuti semua Firman Tuhan. Anak ini tanpa intervensi yang terlalu canggih dan muluk namun patuh pada setiap aturan makanan sehat, terus berkembang dan semakin baik, walaupun ayah kandungnya sekarang sudah mendahului mereka. Anak ini dapat mengekspresikan diri lewat kemampuan verbal, dan tumbuh sangat tertib dan pandai. Ketika semua anggota keluarga menangisi papanya yang jenazahnya dibaringkan di rumah, dan mamanya sangat terpukul, hanya anak ini diantara semua handai taulan yang menghampiri mamanya dan mengusap air matanya dan memeluknya seraya berkata : “mama jangan sedih ya, kan kata Tuhan Yesus kita semua akan bersama-sama lagi di Surga. Ada Andro kan mama tidak sendirian”. Apakah ini tidak menepis semua definisi terhadap autisma ? apa lagi yang musti kita pertanyakan kepada Tuhan yang memelihara keluarga ini sampai sekarang, berkecukupan dan diberkati? mungkin ini waktunya kita berpikir lapangan kerja yang indah dan tepat bagi mereka dan berhenti membicarakan hanya kekurangan mereka. Siapa yang tidak perlu pendidikan?

Bagaimana dengan masa depan mereka? ini hantu terbesar dalam mimpi buruk semua orangtua. Banyak kesempatan dan kemungkinan yang harus kita ciptakan dan oleh karena itulah kita harus bergabung. Banyak hal yang Tuhan sediakan tetapi luput dari perhatian kita karena kita menangisi nasib terus. Marilah kita bergabung dan berpikir untuk hal-hal yang lebih produktif, tetapi tidak mengecilkan Tuhan. Karena Amsal 23 :18 ini juga berlaku bagi anak orang benar yang dalam kondisi autisma. Otoritas dan kerajaan Surga sudah diberikan kepada kita, pertanyaannya maukah kita menggunakan semua perlengkapan senjata Allah dan keterampilan kita untuk memastikan putera kita ini mencapai tujuan Allah dalam hidup mereka. Musuh yang paling tidak dapat kita tawar hanyalah WAKTU (kronos) oleh karena itu kita harus menggunakan semua kesempatan yang Tuhan sediakan (Kairos) untuk kita mengatasi tantangan ini. Jangan buang waktu, serahkan diri pada Kristus salibkan daging kita dan biarkan diri anda mengalir bersama Roh Kudus di dalam pertandingan yang diwajibkan ini.
Wah aku sudah terlambat anakku sudah besar. Kami pernah bertemu pasangan suami isteri dari Norwegia yang punya putera didiagnosa autisma dan sudah berusia 27 tahun, memutuskan untuk melakukan intervensi dengan prinsip yang sedang kami jalani. Mereka mulai mengajar membaca dan memperbesar suplai oksigen dan nutrisi yang sehat, serta memfokuskan penanganan pada pendengaran. Jika kasus ini diterima oleh dokter yang tidak pernah melihat atau mempelajari perkembangan di bidang cedera otak, maka pastilah vonisnya, sudah tidak dapat diapa apakan lagi. Tapi perkembangan pengetahuan memberi pencerahan bahwa ada yang dinamakan usia kronologis dan usia neurologist. Ternyata usia neurologist yang masih muda (sekalipun usia kronologis sudah lanjut) dikancah cedera otak, justru membuka kemungkinan yang sangat luas untuk merangangnya lewat kesempatan yang kita berikan di dalam lingkungan. Sebuah kabar baik kembali yang kita dengar. Ingat ini hanyalah ujian sementara yang tujuannya mengubahkan kita semua semakin seperti Kristus. Kita tidak tahu kapan manifestasi total dapat kita lihat di alam natural (Kisah Rasul 1:7) tetapi yang kita tahu kita dapat mempercepat proses itu dengan memperbaiki kebiasaan buruk kita dan bertobat, lalu memperkatakan Firman Tuhan dan percaya kepada kekuatan Tuhan. Dengan tekun kerjakan apa yang sesuai dengan Firman Tuhan. Saya percaya cedera otak mereka segera sembuh ketika kita melakukan ini semua. Dan yang sedang kita kerjakan adalah mengembalikan fungsi (rehabilitasi) dan pengajaran. Tetapi kita pun selalu harus waspada dan segera memohon pengampunan untuk hal yang di reveal oleh Roh Kudus. Tetapi diatas segalanya, jangan legalistic dalam melakukan ini semua. Sebab ketakutan atau iman yang didasarkan ketakutan (fear based faith) termasuk dosa di mata Tuhan. Kasih adalah dasar dari segalanya. Tetapi Kasih tidak berarti kompromi dan mengasihani diri, apalagi ketakutan.

Sering juga kita berpikir bagaimana mencegah hal ini di dalam keturunan kita. Ternyata jawabannya bukan medis, tetapi spiritual. Pengajaran yang benar tentang Firman Tuhan pada keturunan kita, dan posisi mereka sebagai anggota kerajaan Allah dapat mencegah terjadinya penyakit. Ini dimungkinkan karena mereka akan memiliki discerning of the spirits yaitu 1 Korintus 12 ayat 10 B, sehingga mereka dapat menentukan setiap pilihan dalam hidup mereka dengan tepat. Ini dimungkinkan kalau sepanjang perkembangan mereka di tanam Firman Tuhan karena kata yang mereka baca dan dengar lewat buku, televisi, musik dlsb, mempengaruhi pola pikir mereka dan ini mempengaruhi emosi, dan emosi mempengaruhi keputusan. Keputusan yang diambil mempengaruhi tindakan. Tindakan yang berulang-ulang akan menjadi kebiasaan atau habit. Kebiasaan akan membentuk karakter, dan karakter akan menibakan kita pada tujuan akhir atau masa depan. Jika karakter kita terbentuk seperti Kristus, maka Amsal 23 ayat 18 akan menjadi jaminan, dan Ulangan 28 ayat 1-14 kita imani dialami oleh anak cucu kita. Semua ini dimungkinkan terjadi karena darah anak domba yang telah menyelesaikan semua pekerjaan ini di alam spiritual, dan kita manusia percaya yang harus mengerjakan dan memperkatakan sehingga manifestasinya terjadi di alam natural. Terima kasih Tuhan Allahku atas kasih karuniaMu yang telah memanggil kami berempat untuk tugas yang sangat mulia ini.

Kiranya Tuhan Yesus sumber segala sukacita dan pengetahuan memberkati kita semua Amin.

Sumber penulisan kami diambil dari (dan buku yang kami anjurkan baca ) :

Alkitab, diktat kuliah Sekolah Doa Pelangi, The More excellent way (Henry Wright), What to do with your brain injured child ? (Glen Doman), How to teach your baby to read (Glen Doman), Your best life now (Joel Olsteen), kaset rekaman kuliah Stephen Tong “Memperjuangkan iman Kristen”- SPIK, buku “Urapan” Benny Hinn, Purpose driven Life (Rick Warren), catatan doa pendeta Irene East, catatan harian Jason, Daniel, Ben dan pengalaman pribadi kami.

Apendiks 1 :

INTERVENSI SPIRITUAL (ditulis berdasarkan pengalaman Daniel Gunawan)

Berikut ini kami ambil sebagian cuplikan dari pengajaran hamba Tuhan bernama Irene East sewaktu melayani Daniel, dan kami orang tuanya bulan Maret 2002, ketika kami kembali mendedikasikan hidup kami kepada Yesus.

Matius 12:37 “Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum”

Ucapan-ucapan/kata-kata yang kita gunakan sangat powerful. Sebagai orang tua kita harus selalu mengingat, orang tua confess (memproklamirkan) destiny dari anak-anaknya. Kata-kata orang tualah yang mendefinisikan menjadi apa mereka kelak di kemudian hari. Karenanya, selalu ucapkan bagaimana kita menginginkan mereka jadinya kelak.

Amsal 18:21 “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.”

Jika kita berbicara mengenai kondisi anak-anak kita, pilih dengan penuh ketaatan kata-kata yang kita ucapkan dan cara kita mengucapkannya. Katakan: “Anak saya pernah didiagnosa autistik. Saat ini dia sedang dipulihkan.” Karena pada waktu kita mulai menumpangkan tangan di atas anak kita dan meminta kesembuhan baginya, pada saat itu pula pemulihan dan kesembuhan telah dimulai. Ingat tulisan di depan, alam roh dikuasai oleh Firman Tuhan (contoh ketika penciptaan bumi), semua manifestasi di alam natural nyata dimulai dengan Firman Tuhan di alam roh. Manifestasi di dunia alam natural nyata dikuasai oleh orang-orang yang dengan iman memperkatakan Firman Tuhan.

Markus 11:24 “Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.”

Markus 16:17-18 “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut mereka tidak akan mendapat celaka: mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”

Sebagai orang percaya, apalagi jika engkau orang tua dari anak ini, tumpangkan tangan dan layani/urapi mereka setiap hari. Orang tua mempunyai spiritual authority dari Tuhan atas anak-anaknya. Jika engkau mendengar komentar negatif yang orang lain percayai atau melabel mereka, ingatlah untuk langsung berdoa dan mematahkan spirit of rejection (roh penolakan): “Dalam nama Yesus, saya tolak perkataan tadi! Saya ikat, saya patahkan dan usir dalam nama Yesus.” Ketika kita mengikat sesuatu maka anak kita akan dilepaskan, dan kemudian kita penuhi dia dengan kasih dan kita ajarkan dia tentang kasih.

Matius 16:19 “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”

Cara kita berbicara terhadap anak kita juga menentukan bagaimana dia bertingkah laku dan bagaimana jati dirinya kelak. Membesarkan anak tidaklah harus susah jika kita mempunyai iman dan Yesus bersama kita. Ingat juga bahwa Yesaya 55:11 “demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”

Berikut beberapa ayat kami lampirkan yang sering kami gunakan untuk Confession bagi anak-anak kami dan kami personalise menggunakan nama anak. Di tempat yang kami taruh _____ sebutkan nama anak.

Yesaya 11:2-3 “Dalam nama Yesus, Roh Tuhan akan ada pada ______, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, rogh pengenalan dan takut akan TUHAN. Ya, kesenangan _____ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.”

3 Yohanes 2 “Dalam nama Yesus, ________, adalah kehendak Tuhan bahwa engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja.”

Sebelum makan kami berdoa bersama anak Keluaran 23:25, 26 digabung dengan apa yang terkandung di 1 Timotius 4:3
“Bapa di surga, kami terima makanan yang telah Engkau berikan dan ciptakan ini dengan pengucapan syukur. Bapa, berkati makanan dan minumanku ini dan jauhkan penyakit dari tengah-tengahku, biarlah menjadi kesehatan bagi tubuh dan jiwaku dan genapkan tahun umurku. Dalam nama Yesus, Amin.”

Yesaya 53:5b “Oleh bilur-bilur Yesus _____ sembuh.”

Mazmur 103:1-5 “Pujilah TUHAN, hai jiwa _____! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batin _____! Pujilah TUHAN, hai jiwa ______, dan janganlah lupakan segala kebaikanNya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat, Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu, ______, menjadi baru seperti pada burung rajawali.”

Sewaktu mengalami masalah pendengaran, dan kami kemudian direveal bahwa anak ini sangat sensitif secara spiritual maka kami selain terus menyirami dia dengan Firman dan mengurapi dia setiap hari, kami gunakan berdasarkan Yohanes 10:3-5 “Dalam nama Yesus, saya berkata bahwa ______ mempunyai pendengaran yang jelas dan sempurna, ______ akan seperti domba yang mendengar dan mengenal suara gembalanya Yesus dan tidak akan sekalipun seorang asing diikutinya, karena ______ tidak kenal suara orang-orang asing.”

Yesaya 54:13 “______ adalah murid TUHAN, dan akan diajar oleh TUHAN, dan besarlah kesejahteraan dan perilaku _______. _______ akan ditegakkan di atas kebenaran. _______ akan jauh dari pemerasan, _______ tidak usah lagi takut sebab kekejutan akan jauh darimu dan ia tidak akan mendekat kepadamu.”

Mazmur 37:4 _____, bergembiralah engkau karena Tuhan, maka Tuhan akan berikan kepada Daniel apa yang diinginkan hatimu.

Yesaya 40:31_______ menanti-nantikan TUHAN, ______ mendapat kekuatan baru: ______ seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; _________ berlari dan tidak menjadi lesu, ________ berjalan dan tidak menjadi lelah.
Masih banyak ayat-ayat lain yang kami gunakan untuk confess dalam iman kepada Yesus Kristus akan terjadi di diri Daniel. Juga kami sebagai orang tua selalu mendoakan dia secara spesifik dan juga membenahi diri secara progresif berdasarkan bimbingan Tuhan.
Di malam hari setelah berdoa dan mengucap syukur bersama, kami urapi dia, lalu bapaknya menidurkan Daniel, dan mengucapkan dalam hati (spirit to spirit ministry of father’s love) kata-kata/kalimat untuk memberikan ketenangan, security dan kalimat yang semuanya berdasarkan kasih Yesus sampai dia tertidur dengan nyenyak. Misalnya: “Daniel, daddy loves you, Jesus loves you. Do you know you are secure in Jesus Christ. He is with you always. Daniel, God’ perfect love is with you and His perfect love cast out all fear. Today I was so proud that you did your best in all your activities. Etc. etc…..”
Apendiks 2.

FACILITATED COMMUNICATION (FC)

Berikut ini cuplikan terjemahan kata pengantar dan beberapa puisi dari buku “Give Me My Voice” yang berisi puisi-puisi yang dikarang oleh anak-anak dengan cedera otak yang mengikuti program intensive treatment di The Institutes for the Achievement for Human Potential. Anak-anak yang mengalami kesulitan berkomunikasi dan belum dapat berbicara dengan lancar, mengarang puisi-puisi tsb. dengan menggunakan Facilitated Communication.

Cuplikan Kata Pengantar oleh Janet Gauger – editor buku “Give me My Voice”
Puisi-puisi yang ada di buku ini dikarang oleh anak-anak dengan cedera otak yang mengikuti Intensive Treatment Program of the Institutes for the Achievement of Human Potential. Melalui program ini mereka secara konsisten membuat kemajuat yang berarti di bidang fisik, intelektual, dan social dengan bertujuan “complete wellness” .
Dapatkah anda bayangkan merasa lapar, kesakitan, atau mempunyai kebutuhan tetapi tidak mempunyai jalan untuk mengungkapkannya?
Dapatkah anda bayangkan mempunyai kesadaran, intelijensia, dan pengertian tanpa ada jalan untuk mengekspresikannya?
Dapatkah anda bayangkan mempunyai pemikiran, ide-ide, dan pencerahan (insights) tanpa cara untuk mengutarakannya?
Pujangga-pujangga ini adalah anak-anak dengan intelijensia tinggi yang terperangkap di dalam tubuh yang mengkhianati mereka dengan kekakuan (rigidity), gerakan-gerakan yang sulit dikontrol, dan tanpa suara yang dapat dimengerti. Tetapi, anak-anak dan taruna-taruna ini telah menemukan jalan keluar dari eksistensi mereka yang membuat frustrasi. Sebagai bagian dari treatment program mereka, orang tua mereka telah diajarkan cara menggunakan facilitated communication. Dengan sentuhan ringan atau support di lengan, anak-anak dan taruna-taruna ini mengarang dengan mengetik di atas keyboard atau menunjuk letter board (papan huruf). Setelah mereka semakin nyaman dengan cara komunikasi ini, mereka dapat mengungkapkan keinginan mereka, perjuangan mereka, dan yang paling menakjubkan dari semuanya, ungkapan harapan-harapan mereka.
Mereka menggunakan facilitated communication untuk menjawab pertanyaan, memulai conversation, menulis huruf-huruf, dan menerangkan perjuangan mereka menghadapi tantangan hidup dengan penjelasan dan pengertian yang hebat.
Setelah mereka semakin handal dengan metode berkomunikasi ini, cara ekspresi yang paling bermakna mereka temukan di puisi yang mereka pilih untuk tuliskan. Puisi dengan bentuk, gaya, ritme, dan pengertian mendalam mengenai bunyi.

Berikut ini puisi yang saya pilihkan dari buku tersebut yang saya anggap dapat merepresentasikan perasaan anak-anak ini mengenainya dirinya dan hubungannya dengan Tuhan yang sangat menyentuh hati. Selain itu saya lampirkan juga hasil karangan anak-anak kami (Nia, Hanny) yang sangat berarti dan memberi harapan baru bagi kami. Melalui karangan dan ungkapan semacam inilah Tuhan senantiasa mengingatkan pada kami, bahwa Dia beserta kami, dan anak-anak kami. Ungkapan-ungkapan mereka juga terus membuat kami sadar bahwa apa yang terlihat dengan mata tidak selalu merupakan kebenaran. Doa kami ternyata telah dijawab ketika kami menerima Dia. Kebenaran yang sesungguhnya hanya dari Dia Juru Slamat kita yang sejati, yang telah menanggung semuanya di kayu salib – Yesus Kristus Tuhan kita.

Agnes-Barbara Ber (8 years), Vienna, Austria

There is a Voice
There is a voice – not in the air.
I hear the voice – not with my ear.
I hear the voice – every time and everywhere.
A voice, so mighty and so clear.
No doubt which voice I hear.
HE speaks to me.
With no beginning and no end.

Luana Lucarelli (16 years), Montellibretti, Italy

A Kiss to God
I want to kiss God,
He who protects me,
Along my unique narrow way,
A road full of obstacles to overcome
With my and your help.
And you, boy, walk along this road,
Pick up the fruits offered by the Messiah.
Let’s look at the sun, all of us,
While it’s going to sleep,
Let’s look at it,
And in that moment we’ll understand
The real meaning of the road.

Marta Sergi (12 years), Rome, Italy

Conscience and Morals
To distinguish between evil and good
When meditating upon the mysteries of
the world becomes gratuitous,
There’s no interior meditation
That sees the reasons of pain.
God saves us with his love,
Leaving within us
The breath of the cross.
I live conscious of the agreement
That makes big the sense of pain.

Berikut ini tulisan dari putera-putera para penulis.
Daniel Gunawan, Singapore, 17 Juli,2005 (Putera Hanny Gunawan Prasetya MSc.)

PUISI HIDUP
Jika hidup punya hutang
Hidup penuh hitungan
Orang lihat uang
Hidup hanyut giat perhitungan

Uang jika hidup hitungan
Hidup ingin juga
Jika uang kita jajankan
Kita beringinkan macam-macam

Pikiran ikut bikin mudah
Niat buat untung
Hidup mati kita
Yang tentukan Tuhan juga

Unjuk adegan unjuk indahnya dunia
Hidup minta orang juga
Pokok niat hidup berserah
Ingin minta kesembuhan

Pokok hidup minta kesembuhan
Kita harus berserah kepada Tuhan
Jika ingin sembuh
Jika ingin kita sembuh jika ingin……….

Berikut surat Daniel untuk Miki mengenai kemajuannya 6 bulan terakhir
(Miki adalah adviser yang membantu program dia)
Jakarta, 5 Juni, 2006

Dear Miki,
I am now a proud able person who is determined to get healed. I am able to do lots of problem solving skills, the aspects of positions in gymnastics. I ran excellent under daddy’s super abilities, I type in the right place easily. Thanks to reading, I am more intelligent.
My ear is less sensitive and my behavior can be calm and I rather want to talk. Daniel wants to talk clearly. I am happy there is progress. I get better in all aspects.
Learning about money is rather difficult. When I am exercising (running) papa help me and other people cheer me on the street. I want to learn how to speak more this period.
Thank you for being my advocate.
Love,
Daniel

Berikut terjemahan surat:
Dear Miki,
Saya sekarang seorang yang bangga dan mampu yang bertekad untuk mendapat kesembuhan. Saya dapat memecahkan bermacam-macam keahlian pemecahan masalah. Saya dapat lari hebat di bawah pengawasan daddy yang kemampuannya hebat, saya dapat mengetik di tempat yang benar dengan mudah. Karena membaca, saya lebih intelek.
Telinga saya berkurang sensitifnya dan perilaku saya bisa tenang dan saya agak ingin berbicara. Daniel ingin berbicara jelas. Saya gembira ada kemajuan. Saya menjadi lebih baik di segala aspek.
Belajar mengenai uang agak sulit. Ketika saya berolahraga (lari) papa membantu aku dan orang di jalan ‘menyoraki’ saya. Saya ingin belajar bagaimana caranya bicara lebih banyak periode ini.
Terima kasih sudah menjadi advokat saya.
Love,
Daniel

(Daniel punya banyak orang yang sering menyapa dan menjadi suporternya ketika dia berolahraga di kompleks perumahan kami. Mereka selalu memberi komentar-komentar yang positif ketika dia melakukan programnya lari pagi, atau dia sepeda berkeliling kompleks. Tuhan Maha Baik, dari seorg anak yang sangat rendah diri, Daniel berubah jadi lebih pede, lebih yakin bahwa Tuhan beri dia kemampuan. Sekarang di kompleks kami terlihat makin banyak orang olah raga, atau anak bersepeda sejak mereka menyaksikan Daniel berubah banyak setelah sering berolahraga dengan rajin setiap hari. Ingat Tuhan bisa pakai siapa saja jadi saksi hidupnya.)

Daniel juga sering menasihati Ben yang dia anggap adiknya. Suatu hari Ben mengeluh karena merasa kesulitan dalam program senam. Daniel menulis surat :

Ben, nikmati saja senam itu walau capek


Puisi ini ditulis oleh Jason Prabawa ( 7 tahun ) ditujukan kepada mama tersayang Ir. Dra. Viviana Wibawa.


Mama

Mama is my best friend
You are my angel and my saviour
You are always on my side whenever i need you
We need you all the time
We want you too be with us all the time
Mama is always happy in facing me and my problem
We are always happy as a family
Mama always pours her love to me
Mama always prays for me
She prays that i will be able to be completely healed
She prays that i will be able to talk clearly
She prays that i have self confidence
She prays that i am always brave in facing my life
She prays that the holy spirit protects me all the time
Mama is my rain of ideas
Mama works hard for my wellness
We will be able to achieve the star of wellness
I would like to say thank you for what you have done for me
We will reach the sky of wellness very soon.

(Jason, November 2005)

Jason sudah sangat maju dan terampil membuat review buku dan juga essay. Berikut adalah essay yang ditulis ketika usia 7 tahun.

ARCHITECTURE
(BY: Jason Prabawa Widjaja, October 2005, 7 years old)

Architecture is the study of buildings and design. Architecture is about an evaluation of all building specifications and standard. Architecture is also about design of certain areas such as park, station, cities.

An architect is able to do a lot of things. He will need to learn about design, technical things such as a lot of computation of structure and mechanical engineering.

Architecture of urban design have to consider numerous factors. They are location of the city, geography.

I want to become an architect in the future. I am interested to buildings and design. I am able to understand theory of Architecture and building engineering. I like building engineering very much. It is about air conditioning of building, about cooling and heating. It is also about lighting and electricity, about a lot of building materials. I want to be able to draw beautiful design with computer.

I am interested to architecture of urban design. It is about planning and design of certain city. I want to redesign Jakarta to be a more beautiful and good city. Jakarta is a big and chaotic city. It has big and numerous buildings. It has no space for pedestrians. It has very limited public places. Jakarta should be made more humane and friendly for everybody.

Tulisan dibawah ini ditulis oleh Saut Benyamin Tanjung (9 tahun) – putra dr. Kurniati Tanjung Ihromi Sp.KO.

(tulisan ini dibuat serial, setiap pulang sekolah minggu, Ben sangat concern tentang temannya Antony yang didiagnosa autisma. Dia begitu mengasihi Antony, padahal kalau mereka bertemu seolah tidak tampak ada hubungan apa-apa. Ben ingin sekali mama Ben menjelaskan metoda terapi yang Ben sedang jalani ke mama Antony dan dia berdoa untuk itu. Dua bulan setelah Ben doa, mama Antony datang ke rumah dan bertanya. Benar-benar mujijat)


Apa hal menarik di gereja ? (5 Pebruari 2006)
AKU MAIN SAMA TONI, AKU MAU S EKALI CERITA KALO AKU BISA BELAJAR DISINI TAPINYKA HDIA PERGI TERUS EDIA MAKAN TERUS JUGA DAN TIDAK MENDENGAR CERITAS DAN DOA, AKU TASU DIA BAIK DAN SEHAT RAJIN DAN TIDAK PERNAHN KENYANG DAN DIA TIDAK MAU DIAM SANGAT PINTARVV DFAN CEREWETLAH. DAN AKU KIRA AKU SUKA BERTEMAN DNIANYA.

Kenapa kamu begitu peduli pada Anthony ? (19 Pebruari 2006)
AKU RASA DIA TEMAN YANG BAIK DAN PINTAR YANG TIDAK BANYAK BICARA DAN AKU SDUKA PADANYSA KITA HIDUP UNTUK UORANG LSAIN JUGA D AN SAKU MSAU MEMNJDI TEKMSAN.

Apa cerita menarik dari gereja ? (14 Mei 2006)
PAGI TADI BANYAK TEMAN KEGEREJA RIBUT SEKALI DAN AKU OPUNG KU KIRA SUKACITA TAPI ANTONI TIDAK.

Bagaimana kamu tau Anthony tidak sukacita ?
JIKA KULIHAT WAJAHNYA KUKIRA DIA LAPAR SAJA.

Apa pesanmu pada mama Anthony yang konsul mama untuk terapi Antony berikutnya?
KATAKAN SAYANG DULU SAMA ANTONI BARU AJARIN DIA.

Berikut ini ketikan Ben untuk Koran yang dibaca (tiap hari dia buat review Koran dan Alkitab)

Apa topic berita menari hari ini (26 Mei 2006)
KU KIRA KASUS SUHARTO YA NG HARUS DIADILI KUINGAT DIA ORANG YANG YOHUD DAN PERAMAH BANYAK HAL SUDAH DIBUAT DAN AKU KAGUM PADANYA.

Apa kamu setuju kalau dia diadili ?
KUKIRA RIBUUT JUGA TAK BERGUNA JIKA JKASIH DIKIBARKAN DALSM H (ben tidak menyelesaikan ketikannya karena lari melihat makanannya datang).

Apa pendapatmu tentang politik ?
KUKIRA YANG MENARIK UNTUK DIPELAJARI CUKUP BANYAK OLEH KARENA ITU KUKIRA AKU USUL SUPAYA ORANG JUJUR SAJA YANG IKUT JADI PEMAIN.

Apa kalau sudah besar kamu mau jadi politikus?
KU TIDAK SUKA KUMAU JADI ORANG YANG SELALU HIDUP HEBAT UNTUK TUHAN DALAM….

Aspirasi Ben :

AKU MAU JADI WARTAWAN, KARENA PEKERJAANNYA MENARIK. AKU MAU JADI WARTAWAN KORAN, DI BIDANG POLITIK. KARENA AKU MAU MENULIS YANG BENAR. CONTOH TULISAN WARTAWAN POLITIK YANG TIDAK BENAR ADALAH TENTANG ISRAEL. KORAN INDONESIA SERING JELEK JELEKIN ISRAEL PADAHAL TIDAK SEMUANYA BENAR.


Seputar piala dunia :

Negara mana yang menjadi favoritmu dalam piala dunia ? (8 Juni 2006)
KU KUIRA KU SUKA INGGRIS

Siapa pemain favoritmu?
KUKIRA ITU TAK PENTING AMAT BAGIKU HAMPIR BAIK SEMUA DAN AKU SUKA DAVID DAN ROONEY.

Apa pendapatmu tentang pertandingan Inggris nanti malam ? (15 Juni 2006)
KUPIKIR HARUS HEMAT TENAGA DAN MAIN PELAN KALAU BISA ROONEY MAIN.

Menurut kamu bagaimana perasaan bapak Belanda kalah? (26 Juni 2006)
KU PIKIR SEDIHLAH, JIKA KITA LIHAT LEBIH JELAS, HANYALAH PERMAINAN.

Ben dan Iman Kristen :
Coba kamu ceritakan siapa Yesus menurut kamu ? (1 Februari 2006)
YESUS PUTRA ALLAH, MAHA BESAR, BAIK, SABAR, MENGAMPUNI, LUAR BIASA, AGUNG, MULIA, MENGAMPUNI SALA H, LUAR BIASA CINTA OTRANG BERSALAH, UNTUK KIMTA DIA MATI BANUYAK LAGI.

Apa kamu tau apa itu dosa ?
AKU TIDAK SUKA TANYANYAB ITU.

Ke KKR Benny Hinn. Apa kamu lihat tuhan Yesus waktu di KKR ? (27 Maret 2006)
AKU TIDAK LIHAT YANG AKU LIHAT SUAT BENDA YANG BERGERAK GERAK CEPAT SEKALI DIATAS KEPALA KADANG TURUNNANTI NAIK TRUS GERAK LAGI.

Apa benda yang kamu lihat itu turun juga diatas kita berempat ?
AKU LIHAT SAMA SEKALI TIDAK BISA JELAS DAN CEPAT SEKALI TETAPI TIAP ORANG YANG DATANG DAPAT BERKAT, LIHA*Q LIHAT SDAJA TUHAN PASTI TOL.

Puisi : (16 Maret 2006)

HIDUP ITU INDAH BILA HARI HARINYA PENUH DENGAN DAMAI.
HIDUP INDAH BILA ORANG SALING MENGASIHMI
HIDUP INDA,H BILA KITA SALING MERNGHORMATI
HIDUP INDSAH BILA KITA SALING BERBAGI
HIDUP INDAH BILA KITA SIAP MEMBERKATI




Apendiks 3 Tahap yang dilalui orangtua “Percaya” yang mempunyai anak dengan kondisi Autisma dapat berupa :

Tahap awal / akut :
1. fase denial ( tidak mempercayai fakta) tapi sudah timbul rasa takut.
2. kehilangan sukacita dan kecewa. Kehilangan kebanggaan kepada anak, malu melihat perilaku anak.
3. takut akan hari esok dan masa depan.
4. cemas dan bingung memikir beban yang tidak dapat ditanggung.
5. timbul rasa mengasihani diri yang sangat besar.
6. pahit memandang kebahagiaan orang lain disekitarnya tidak mau bergaul dengan kawan yang tidak punya anak dengan kondisi sama (menarik diri).
7. cenderung mencari kambing hitam atas masalah yang ada. Cepat tersinggung dan mudah marah.
8. biasanya menjadi pahit ke gereja karena doa yang dinaikkan oleh majelis menyinggung dosa keturunan.
9. mencari KKR kesembuhan dan fenomena mujijat sesaat.
10. sibuk mencari informasi lewat buku, internet, rekan tentang autisma. Bersemangat mengikuti seminar kepelatihan dlsb.
11. masih sering berharap ini sebuah mimpi buruk dan mungkin akan bangun suatu saat dan Tuhan sudah memulihkan keadaan anak.
Tahap lebih lanjut :
1. mulai kehilangan semangat, teramat lelah (exhausted) dan menjadi tawar hati (burn out)
2. mulai kehilangan kemampuan berharap karena kemajuan tidak seperti yang diharapkan.
3. malas ke KKR, pahit hati melihat orang lain sembuh dan anak kita tidak.
4. mulai mencari Tuhan secara pribadi, tapi juga memendam kepahitan yang tersembunyi kepada Tuhan dan mempertanyakan Tuhan.
5. Mulai berdoa dengan lebih sungguh dan tanpa disadari sudah mulai mencari wajah Tuhan. Biasanya mudah diajak lahir baru dan mulai menyetujui ada unsur dosa dan unsur spiritual.
6. mulai mengenali tipu daya iblis dan intervensi spiritual.
7. atau jika tidak mencari Tuhan, timbul emosi yang mematikan.

Berbagai cara reaksi orang percaya yang anak nya terkena kondisi autisma :
1. mengatasi fase akut, bertobat, menjaga keutuhan keluarga, dan menjalankan kewajiban seperti mendidik anak serta mempelajari Firman Tuhan.
2. tidak mampu keluar dari fase akut, berlanjut ke fase lanjutan dan timbul emosi yang mematikan. Keutuhan keluarga masih dipertahankan, tetapi tawar hati. Kondisi spiritual keluarga tidak berkembang, kalau pun anak maju keluarga tidak menyadari dan mensyukuri. Minder.
3. ada yang bertobat, dan anak sembuh secara spektakuler.
4. ada yang lari dari tanggung jawab dan menghilang bahkan bercerai.
5. ada yang menjadikan posisi ini jadi karier.
6. ada yang tetap berjuang tetapi penuh damai sejahtera melampaui batas akal pikiran walau tetap mengalami jatuh bangun emosi, dan menjalani pertobatan.


Saran untuk orangtua :
1. segera bangun altar di rumah dan suami isteri bersatu membuat persetujuan untuk tetap bersama melampaui kondisi ini.
2. lakukan pertobatan bersama (suami isteri) – Nehemia 9 : 1,2,3 – lihat apendiks 4 block of healing.
3. tulis besar-besar ayat kesembuhan dan janji Allah dan tempel di seluruh rumah, sehingga ketika pikiran tidak menentu muncul di pikiran, kita cepat melirik ke ayat tersebut.
4. disetiap ruangan pasang lagu pujian, atau kaset khotbah sebagai investasi jiwa.
5. pilih untuk sukacita, menari-nari dan bahagia bersama anak dan seluruh keluarga dengan memutar lagu pujian yang gembira. Ingat sukacita bukan perasaan tetapi pilihan. Ingat Amsal 17:22, dan Mazmur 37:4.
6. mulai buat dan baca confession seperti apendiks 1. imani semua kalimat.
7. mulai dengan memberikan nutrisi yang sehat.
8. ciptakan suasana tenang di rumah dari sumber-sumber bunyi.
9. saling berbicara dengan jelas dan tidak memotong satu sama lain.
10. contohkan perilaku yang beradap sopan dan suka cita secara konsisten.
11. biasakan baca alkitab, doa dan nyanyi bersama. Tiap minggu ke gereja bersama.
12. ajari membaca ala Glen Doman, ketika mampu baca berikan alkitab untuk dibaca.
13. isi hari anak dengan input yang berguna dan kualitas tinggi serta sering diganti.
14. bangun pengertian, lalu komunikasi.
15. bangun lingkungan dan buat teman bagi anak kita.
16. orangtua bergabung dengan orangtua lain yang punya harapan dan semangat yang sama.
17. kami sarankan untuk mengajar anak di rumah.
18. buatkan target masa depan.

Apendiks 4 : 33 blocks to healing (Be in health conference, Singapore, 2005)

Unforgiveness ; ignorance of lack of knowledge ; no relationship with God According to knowledge ; personal and family sins ; not having faith in God ; the need to see a miracle ; Looking for signs and wonders ; expecting God to heal on One’s own terms ; looking to Man rather than God ; not being honest and transparent ; flagrant sin or habitual sin ; robbing God in Tithes and offerings ; some are just not saved ; sin of our parents ; sometimes the sickness is unto death ; our allotted time in life is fulfilled ; looking to symptoms and not to the healer ; letting fear enter your heart ; failure to get away in prayer and fasting ; improper care of the body ; touching God’s Anointed leaders ; immoderate eating ; pure unbelief ; failing to keep our life filled up with God ; not resisting the enemy ; just giving up ; looking for repeated healings instead of divine health ; rejecting healing as a part of the covenant today ; trying to bypass the penalty of the curse ; murmuring and complaining ; hating and not obeying instruction ; past and continued involment with occultism